ON STAGE

SISKA APRISIA

Siska Aprisia

The Sound After the Solitude #2

Studio Plesungan akan kembali bersama On Stage edisi ke-18 pada hari Jumat, 31 Mei 2024 di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah.  Kali ini, On Stage akan menampilkan karya The Sound After the Solitude #2 oleh Siska Aprisia. Karya ini merupakan versi kedua dari karya The Sound After Solitude yang sebelumnya ditampilkan pada tahun 2021. “The Sound After Solitude #2” melanjutkan eksplorasi mendalam yang sudah dilakukan Siska sejak 2016 terhadap silek Ulu Ambek, sebuah silat tradisi dari Pariaman, Minangkabau. Tradisi silek Ulu Ambek adalah silat bathin yang dilakukan tanpa bersentuhan fisik dan dilakukan oleh para pemuda / laki-laki di Pariaman. Kini dipelajari oleh Siska dan ditafsirkan sebagai petuah yang tersampaikan melalui kerja gerak tubuh.

Ulu Ambek adalah silat tradisi yang berkembang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Berbeda dari silat lainnya, Ulu Ambek adalah silat batin, tanpa bersentu han fisi k. Si lat ini hanya untuk laki-laki. Ulu Ambek hadir sebagai alat komunikasi antar manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia sesama manusia. Pada Silat Ulu Ambek perempuan tidak diizinkan hadir dan berada di dalam gelanggang. Namun bisa menyaksikannya dari luar. Gelanggang berbentuk segi empat, yang lantainya terbuat dari bambu yang berlapis seng. Di atasnya pesilat dan rombongan duduk mengitari gelanggang dan di atasnya ada kain yang berwarna-warni di sebut «tabiah».
Kuatnya energi spiritual yang hadir saat Ulu Ambek berlangsung membuat para pesilat harus berkonsentrasi serta waspada. Jika tidak, maka malu lah yang di bawa pulang oleh pesilat. Malu yang ditanggung bukan hanya untuk diri pribadi, tapi satu kaum dan satu desa ikut menanggung. Kalah yang dimaksudnya dalam silat Ulu Ambek bagaimana cara melihatnya? Karena tidak bersentuhan secara fisik, bukan berarti tidak bertarung secara batin dan spiritual. Kalah di dalam istilah silat Ulu Ambek di sebut «buluih». Lawan di sebut Buluih saat ketahuan tidak fokus dan menerima kiri man penyakit dari lawan ke dalam tubuhnya.
Tubuh pesilat Ulu Ambek sebagai tubuh sehari-hari terlihat biasa saja, namun mata, tangan dan kaki selalu berada pada ruang kewaspadaan yang tinggi. Ketika ada yang mendekat tidak perlu menunggu lama tangan dan gelagat tubuhnya sudah seperti bersiap, apalagi saat berada di atas gelanggang. Gerakan yang seolah-olah seperti ayam , membuat gerakan yang terlihat sangat pelan dan penuh kehati-hatian, namun sesekali memberikan aksentuasi pada gerakan sambil meliuk dengan tegas menjadi sebuah dinamika tubuh yang kompleks. Secara batin gejolak tubuh dan tempo jantung harus lah terlihat tenang, jika tidak lawan akan mengetahuinya lewat mata. Maka suara hentakan keras dari kaki, serta suara vokal hep tah tih menjadi peringatan dari pesilat ke pesilat lawan agar berhati-hati. Hep tah tih keluar sebagai vokal internal dari dalam tubuh seakan-akan mengatakannya seperti peringatan 1, 2 dan 3.

Pada tahun 2023 dalam Temu Seni Indonesia Bertutur di Riau, Siska melakukan riset yang lebih mendalam tentang ungkapan dinamika dan ketegangan yang muncul dari pertemuannya dengan berbagai kebudayaan sebagai perempuan yang merantau. Dengan meleburkan pengalaman gerak Minangkabau dan laku tubuh selama merantau, The Sound After the Solitude #2 menerapkan kedalaman sikap sebagai sebuah metode interaksi antar personal. Seusai pertunjukan akan dilanjutkan dengan sesi bincang seniman yang akan ditemani oleh M. Hario Efenur, komposer musik asal Sumatera Barat.

Koreografer dan Penampil
Siska Aprisia

Siska Aprisia lahir pada tahun 1992 di Pariaman, Indonesia, saat ini berdomisili di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Siska menyelesaikan studi sarjana di Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Padangpanjang, dan menyelesaikan studi magister Penciptaan Tari  di Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Siska saat ini bekerja sebagai penari, koreografer dan performer sejak 2016 hingga sekarang. Akhir-akhir ini, Siska sedang mempelajari teknik gambar dan menulis naskah. Karya-karyanya bersumber pada kebudayaan asalnya di Pariaman dan Minangkabau. Salah satu riset yang sedang ia jalani berpusat pada ketubuhan silek Ulu Ambek serta perjalanan perantauan.

Karya-karyanya telah di presentasikan di Sasikirana Dance camp, Nuart Bandung 2016, Forum Lingkar Tari Yogyakarta 2017, Lapuak-lapuak diKajangi oleh Gubuak Kopi 2020, Artjog 2021, Artjog 2022, Asiatri Yogyakarta 2021-2022, Asiatri Japan 2022,  Pekan Kebudayaan daerah Sumatera Barat 2022, Ruang Waspada 2022 pada program Ruang dalam Project oleh komunitas Sakatoya, Ruang Waspada 2023 pada program Cabaret Chairil oleh Teater Garasi, Tunduk Pada Tanah (2023) pada Festival Legusa, The Connecting 2024, pada Pra Event Artjog di Komunitas Salihara Jakarta. Terpilih sebagai penari dan kolaborator di hip-hop company (Cie xpress) Prancis dari 2019-2025, melakukan tur, workshop, dan residensi selama dua bulan melalui program kerjasama Sasikirana dengan Institut France Indonesia.

Penanggap dan Pemantik Bincang Seni
M Hario Efenur

M. Hario Efenur, AKA Uncu, adalah seorang komposer, pemain musik berbasis tubuh, dan instrumentalis Indonesia yang tinggal di Lasi, Sumatra. Hario juga seorang peneliti dan penikmat kebudayaan etnis Minangkabau asal Sumatera Barat. Hario memiliki katalog karya nyanyian akapela hingga musik dari tepukan tangan, musik tubuh, ansambel bilik, sampai band pop yang terinspirasi gaya tahun 80-an. Hario mendirikan grup musik berbasis tubuh “Candasuara” yang bersumber dari silek, seni bela diri tradisional suku Minangkabau, menciptakan karya musik yang memadukan suara, perkusi tubuh/kain, dan tepuk tangan/hentakan dengan gerakan tarung dan tari.
Hario pernah menampilkan karyanya pada beberapa ajang seperti Festival Gamelan Internasional Solo dan Festival Musik Etnis Internasional. Pada tahun 2021, ia menjadi salah satu dari dua belas komposer yang dipilih oleh Festival Musik Tradisional Danau Toba. Pada tahun 2019, dia bekerja dengan Yuval Avital di Human Signs, sebuah karya online kolaboratif. Baru-baru ini ia tampil bersama Rani Jambak untuk menafsirkan kembali naskah Minangkabau “Tambo Alam Minangkabau” menjadi pertunjukan musik di Resonant Pages, SOAS University of London. Selain itu, Hario adalah pemain ukulele dan vokalis di Orkes Taman Bunga, sebuah band pop yang berupaya membuat budaya rakyat Sumatera dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas. Bersama-sama, ia dan istrinya menjalankan Rumah Gagas, sebuah laboratorium dan ruang kreatif untuk pertunjukan kontemporer dan eksperimental.

“The Sound After Solitude #2: Antara Silek Ulu Ambek dan Perempuan yang Merantau”

Studio Plesungan akan kembali bersama On Stage edisi ke-18 pada hari Jumat, 31 Mei 2024 di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah.  Kali ini, On Stage akan menampilkan karya The Sound After the Solitude #2 oleh Siska Aprisia. Karya ini merupakan versi kedua dari karya The Sound After Solitude yang sebelumnya ditampilkan pada tahun 2021. “The Sound After Solitude #2” melanjutkan eksplorasi mendalam yang sudah dilakukan Siska sejak 2016 terhadap silek Ulu Ambek, sebuah silat tradisi dari Pariaman, Minangkabau. Tradisi silek Ulu Ambek adalah silat bathin yang dilakukan tanpa bersentuhan fisik dan dilakukan oleh para pemuda / laki-laki di Pariaman. Kini dipelajari oleh Siska dan ditafsirkan sebagai petuah yang tersampaikan melalui kerja gerak tubuh.

Pada tahun 2023 dalam Temu Seni Indonesia Bertutur di Riau, Siska melakukan riset yang lebih mendalam tentang ungkapan dinamika dan ketegangan yang muncul dari pertemuannya dengan berbagai kebudayaan sebagai perempuan yang merantau. Dengan meleburkan pengalaman gerak Minangkabau dan laku tubuh selama merantau, The Sound After the Solitude #2 menerapkan kedalaman sikap sebagai sebuah metode interaksi antar personal. Seusai pertunjukan akan dilanjutkan dengan sesi bincang seniman yang akan ditemani oleh M. Hario Efenur, komposer musik asal Sumatera Barat.

Siska Aprisia lahir pada tahun 1992 di Pariaman, Indonesia, saat ini berdomisili di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Siska menyelesaikan studi sarjana di Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Padangpanjang, dan menyelesaikan studi magister Penciptaan Tari  di Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Siska saat ini bekerja sebagai penari, koreografer dan performer sejak 2016 hingga sekarang. Akhir-akhir ini, Siska sedang mempelajari teknik gambar dan menulis naskah. Karya-karyanya bersumber pada kebudayaan asalnya di Pariaman dan Minangkabau. Salah satu riset yang sedang ia jalani berpusat pada ketubuhan silek Ulu Ambek serta perjalanan perantauan.

Karya-karyanya telah di presentasikan di Sasikirana Dance camp, Nuart Bandung 2016, Forum Lingkar Tari Yogyakarta 2017, Lapuak-lapuak diKajangi oleh Gubuak Kopi 2020, Artjog 2021, Artjog 2022, Asiatri Yogyakarta 2021-2022, Asiatri Japan 2022,  Pekan Kebudayaan daerah Sumatera Barat 2022, Ruang Waspada 2022 pada program Ruang dalam Project oleh komunitas Sakatoya, Ruang Waspada 2023 pada program Cabaret Chairil oleh Teater Garasi, Tunduk Pada Tanah (2023) pada Festival Legusa, The Connecting 2024, pada Pra Event Artjog di Komunitas Salihara Jakarta. Terpilih sebagai penari dan kolaborator di hip-hop company (Cie xpress) Prancis dari 2019-2025, melakukan tur, workshop, dan residensi selama dua bulan melalui program kerjasama Sasikirana dengan Institut France Indonesia.

On Stage merupakan program rutin Studio Plesungan yang menampilkan karya seni pertunjukan setiap dua bulan sekali yang ditujukan untuk meningkatkan apresiasi publik terhadap karya-karya kontemporer melalui penyajian karya seniman terpilih dan bincang publik bersama seniman. On Stage dirancang juga untuk meningkatkan silaturahmi antar pekerja seni mandiri dan khalayak seni yang lebih luas.

Studio Plesungan adalah ruang seni yang didirikan oleh Melati Suryodarmo pada tahun 2012 di Desa Plesungan, Karanganyar. Studio Plesungan merupakan ruang terorganisir yang menyediakan kesempatan untuk riset, proses kreatif, presentasi karya khususnya seni performans, seni rupa dan seni pertunjukan lainnya. Studio Plesungan menyediakan ruang-ruangnya untuk program workshop, kuliah terbuka, pengkajian, diskusi umum dan artist in residence. Studio Plesungan berpihak pada prinsip pengolahan kedaulatan ilmu dan ekonomi para pelaku kesenian serta peningkatan sumber daya manusia terutama di bidang penciptaan dan produk pengetahuan.

Hari dan Tanggal Waktu : Jumat, 31 Maret 2024

Pukul : 20:00  WIB – selesai
Tempat : Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah

Jl. Ir. Sutami 57, Jebres, Surakarta

Contact Person: Verina (HP / Whatsapp 0821 3322 9593 )

Email: info@studioplesungan.org

www.studioplesungan.org

ashleyho+domeniknaue

Selasa, 26 Maret 2024
20:00 WIB – selesai
di TEATER ARENA
Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta

The Precise Experience

Pertunjukan berbasis skor ini dibangun berdasarkan latihan gerak yang mengeksplorasi tekanan fisik. Ini mengungkapkan kegembiraan, kenikmatan, dan keintiman yang dapat muncul dari rasa sakit, paksaan, dan beban yang disepakati bersama.

Sebelumnya telah mengeksplorasi kenangan yang tertanam dalam ketegangan dan lembutnya kekerasan serta keintiman melalui karya mereka, Domenik dan Ashley kini terlibat dalam sebuah latihan fisik yang berakar pada kepercayaan, pendengaran fisik, dan kepekaan. Ruang ini memberikan kemungkinan bagi mereka untuk mengeksplorasi batasan dan ambang batas tubuh masing-masing dan diri mereka sendiri, secara fisik dan emosional.

Berfluktuasi antara tekanan mikro dan makro, mereka harus saling mengenal lagi dan lagi. Setiap kali mereka bertemu dalam latihan ini adalah yang pertama kalinya, menantang persepsi mereka satu sama lain dan batasan mereka sendiri.

Musik dalam pertunjukan ini dikerjakan oleh Roel van der Meulen. Melalui desain suara yang diciptakannya, ia menawarkan perspektif lain mengenai tekanan dalam pertunjukan ini.

ashleyho+domeniknaue

ashleyho+domeniknaue adalah kumpulan anggota tubuh dan hati. Mereka menciptakan pertemuan performatif transmedial, bermain di antara tari, puisi, musik, dan eksperimen skenografi. Ashley dan Domenik percaya pada pertunjukan sebagai praktik sosial—sebuah politik, proses yang intim dari berubah dan diubah. Lebih dari sekedar fokus yang konsisten pada tema-tema tertentu, karya-karya mereka mengusulkan sebuah cara untuk menyatu dengan dunia, yang menghadapi kekerasan melalui kerentanan dan keceriaan. Ashley dan Domenik bekerja seperti arkeolog, menggali dokumen – dokumen yang sangat pribadi dan menerjemahkannya ke dalam pengalaman fisik yang memicu imajinasi kolektif. Kolaborasi mereka terpelihara oleh persahabatan mereka, serta dukungan dari berbagai seperti Dansateliers, workspacebrussels, Over het IJ, Milvus Artistic Research Centre, De Nieuwe Oost, CAMPO, and Dance Nucleus. Karya mereka telah hadir di berbagai festival seperti Moving Futures, FAT Leiden, Dansand, Over het IJ, Offspring (SPRING Utrecht), dan Contemporary Dance Festival. Ashley dan Domenik lulus dari program Sarjana Tari/Penciptaan di ArtEZ University of the Arts pada tahun 2022, dan saat ini berbasis di Amsterdam, bekerja di antara Belanda, Belgia, dan Singapura.

Koreografi dan performans oleh  Ashley Ho and Domenik Naue
Musik oleh Roel van der Meulen

Bincang seniman bersama Linda Mayasari.

Ashley Ho dan Domenik Naue adalah seniman residensi Studio Plesungan’s Artist dari tanggal 18 – 29 March 2024 dengan dukungan ASEF,  Dance Nucleous Singapore and Studio Plesungan.

_________________________

The Precise Experience

This performance score builds on a movement practice exploring physical pressure. It unfolds the joy, pleasure and intimacy that can emerge from consensual pain, force, and weight.

Previously having explored memories that are embedded with the tension and tenderness of violence and intimacy through their work, Domenik and Ashley are now engaging in a physical practice that is rooted in trust, physical listening, and sensitivity. This space holds the possibility for them to explore the boundaries and thresholds of each other’s and their own bodies, physically and emotionally.

Fluctuating between micro and macro pressures, they have to get to know each other again and again. Every time they meet in this practice is the first time, challenging their perception of each other and their own boundaries.

The music in this show was made by Roel van der Meulen. Through the sound design he created, he offers another perspective on the pressures in this performance.

ashleyho+domeniknaue

ashleyho+domeniknaue is a collection of limbs and hearts. We create transmedial performative encounters, playing across dance, poetry, music, and scenographic experiments. We believe in performance as a social practice—a political, intimate process of transforming and being transformed. More than a consistent focus on specific thematics, our works propose a way of being with the world, that confronts harshness through vulnerability and playfulness. We work like archaeologists, excavating hyper-personal documents and translating them into physical experiences that fuel collective imagination. Our collaboration has been nurtured by friendship, as well as support from institutions such as Dansateliers, workspacebrussels, Over het IJ, Milvus Artistic Research Centre, De Nieuwe Oost, CAMPO, and Dance Nucleus. Our work has been presented in festivals such as Moving Futures, FAT Leiden, Dansand, Over het IJ, Offspring (SPRING Utrecht), and contact Contemporary Dance Festival. We graduated from the Dancer/Maker Bachelor’s programme at ArtEZ University of the Arts in 2022, and are currently based in Amsterdam, working between the Netherlands, Belgium, and Singapore.

Choreography and performance by  Ashley Ho and Domenik Naue
Music by Roel van der Meulen
Artist talk with  Linda Mayasari

Ashley Ho and Domenik Naue are Studio Plesungan’s Artist in Residency from 18 – 29 March 2024 with the support of ASEF,  Dance Nucleous Singapore and Studio Plesungan.

_________________________________________________

Bincang Seniman bersama Linda Mayasari

Linda Mayasari adalah kurator in-house IDF (Indonesia Dance Festival), pernah bekerja sebagai direktur Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat periode 2017-2023. Saat ini Linda tengah menyelesaikan studi di program Magister Kajian Budaya di Universitas Sanata Dharma, sembari melakukan penelitian untuk menjelajahi persimpangan antara seni, politik dan pasca kolonialisme dalam konteks budaya dan sejarah Indonesia. Hingga saat ini, ia aktif di beberapa lingkar belajar seni dan  sesekali secara swadaya bekerja sama dengan seniman lintas disiplin – terutama seni tari dan seni rupa- untuk melakukan eksperimentasi praktik kerja seni berbasis penelitian. Ia menerima Nusantara Academic Writing Award (NAWA) 2022 untuk penulisan penelitian tesisnya di Magister Kajian Budaya, Universitas Sanata Dharma berjudul “Bagong Kussudiardja: Estetika Jawa, Mabuk Amerika, dan Patriotisme Orde Baru”.

Artist Talk with Linda Mayasari
Linda Mayasari is an in-house curator of IDF (Indonesia Dance Festival), having previously worked as the director of Cemeti – Institute for Art and Society from 2017-2023. She is pursuing a Master’s in Cultural Studies at Sanata Dharma University while pursuing personal research and writing, exploring the intersections of art, politics, and post-colonialism within Indonesia’s cultural and historical context. Occasionally, she works collaboratively with artists from various fields (particularly dance and visual art) to produce independent research-based projects. She was awarded the Nusantara Academic Writing Award (NAWA) in 2022 for her thesis research at the Masters’s program in Cultural Studies Sanata Dharma University titled “Bagong Kussudiardja: Javanese Aesthetics, Anything American, and New Order Heroism.

_________________________________________________________________

Tiket

Tiket

Harga Tiket:
Kategori A (on the spot umum) Rp25.000;
Kategori B (on the spot pelajar) Rp20.000;
Kategori C (early booking umum) Rp20.000;
Kategori D (early booking pelajar) Rp 15.000;

Informasi dan Pemesanan tiket:

HP/Whatsapp +62 82133229593 (Verina)

Atau  daftar di :

https://forms.gle/c6mofww9brEMbaUq6

      

ashleyho+domeniknaue present The Precise Experience at On Stage March edition

“The Precise Experience: Menggali Kenikmatan Dari Rasa Sakit Melalui Eksplorasi Tekanan Fisik”

Studio Plesungan akan kembali mengadakan On Stage pada Selasa, 26 Maret 2024 di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah.  Pada edisi ke-17 kali ini, On Stage akan menampilkan karya The Precise Experience oleh ashleyho+domeniknaue. The Precise Experience adalah pertunjukan berbasis skor yang dibangun berdasarkan latihan gerak dengan mengeksplor tekanan fisik yang berakar pada kepercayaan, pendengaran fisik, dan kepekaan. The Precise Experience mencoba menggali kegembiraan, kenikmatan, dan keintiman yang dapat muncul dari rasa sakit, paksaan, dan beban yang disepakati bersama. Berfluktuasi antara tekanan mikro dan makro, Ashley dan Domenik harus saling mengenal lagi dan lagi, menantang persepsi dan batasan tubuh mereka sendiri, baik secara fisik maupun emosional.

ON STAGE adalah program rutin Studio Plesungan yang menampilkan karya seni pertunjukan setiap dua bulan sekali di Teater Arena – TBJT Surakarta. ON STAGE diadakan untuk meningkatkan apresiasi publik terhadap karya-karya kontemporer melalui penyajian karya seniman terpilih dan bincang publik bersama seniman.
_
Ashley Ho dan Domenik Naue datang ke Studio Plesungan sebagai seniman residensi dari 18 – 29 Maret 2024 dengan dukungan dari Asia Europe Foundation, Dance Nucleus Singapore dan Studio Plesungan.
_

Setelah pertunjukan akan diadakan bincang seniman yang akan ditemani oleh Linda Mayasari dari Yogyakarta.

ashleyho+domeniknaue adalah kumpulan anggota tubuh dan hati yang menciptakan pertemuan performatif transmedial, bermain di antara tari, puisi, musik, dan eksperimen skenografi. Ashley dan Domenik lulus dari program Sarjana Tari/Penciptaan di ArtEZ University of the Arts pada tahun 2022, dan saat ini berbasis di Amsterdam, bekerja di antara Belanda, Belgia, dan Singapura. Karya mereka telah hadir di berbagai festival seperti Moving Futures, FAT Leiden, Dansand, Over het IJ, Offspring (SPRING Utrecht), dan Contemporary Dance Festival.

Linda Mayasari adalah kurator in-house IDF (Indonesia Dance Festival), pernah bekerja sebagai direktur Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat periode 2017-2023. Saat ini Linda tengah menyelesaikan studi di program Magister Kajian Budaya di Universitas Sanata Dharma, sembari melakukan penelitian untuk menjelajahi persimpangan antara seni, politik dan pasca kolonialisme dalam konteks budaya dan sejarah Indonesia. Hingga saat ini, ia aktif di beberapa lingkar belajar seni dan  sesekali secara swadaya bekerja sama dengan seniman lintas disiplin – terutama seni tari dan seni rupa- untuk melakukan eksperimentasi praktik kerja seni berbasis penelitian. Ia menerima Nusantara Academic Writing Award (NAWA) 2022 untuk penulisan penelitian tesisnya di Magister Kajian Budaya, Universitas Sanata Dharma berjudul “Bagong Kussudiardja: Estetika Jawa, Mabuk Amerika, dan Patriotisme Orde Baru”.

Pertunjukan dan Bincang Seniman

Hari dan Tanggal Waktu : Selasa, 26 Maret 2024

Pukul : 20:00  WIB – selesai
Tempat : Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah

  Jl. Ir. Sutami 57, Jebres, Surakarta

Tiket

Harga Tiket:
Kategori A (on the spot umum) Rp25.000;
Kategori B (on the spot pelajar) Rp20.000;
Kategori C (early booking umum) Rp20.000;
Kategori D (early booking pelajar) Rp 15.000;

Informasi dan Pemesanan tiket:

HP/Whatsapp +62 82133229593 (Verina)

Atau  daftar di :

https://forms.gle/c6mofww9brEMbaUq6

      

Wahyu Thoyyib Pambayun


PENELUSURAN GÊNDÈR
YANG LELUASA DALAM KOMPOSISI MUSIK JAGAD GÊNDÈR GUMÊLAR

On Stage edisi ke-16 akan menghadirkan karya komposisi musik Jagad Gêndèr Gumêlar oleh komposer muda asal Solo, Wahyu Thoyyib Pambayun. Pementasan ini akan diadakan pada Rabu, 12 Juli 2023 di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah. Jagad Gêndèr Gumêlar menampilkan hasil perjalanan artistik Wahyu Thoyyib Pambayun dalam mengeksplorasi instrumen gêndèr. Pertunjukan ini akan membawakan 5 komposisi musik yang disusun sejak 2017 hingga 2022, dengan mengusung konsep perluasan bahasa musikal gêndèr dan mengupayakan perubahan struktur ritme yang sudah baku menjadi lebih leluasa, serta mengolah garis-garis melodi yang transparan menjadi lebih bergejolak. Jagad Gêndèr Gumêlar menggabungkan keterbukaan dalam menyikapi instrumen gêndèr agar dapat memberikan tawaran pengalaman musikal yang mendalam dan beragam. Jagad Gêndèr Gumêlar akan memainkan variasi pola permainan, laya, dinamika, serta pengembangan teknik-teknik yang luwes menyikapi pakem dan batasan budaya.

Komposisi-komposisi yang disajikan:

  1. GUMRINING (2021)

Gumrining merupakan komposisi untuk instrumen gender barung dan gender penerus. Komponis mengembangkan teknik pipilan, kemudian menerapkannya ke dalam dua gender barung dan penerus yang mempunyai laras berbeda yaitu slendro dan pelog nem. Penyajian dua gender dengan laras berbeda berdampak pada tantangan posisi duduk pemain, tata letak dan pithetan gender. Gumrining menitikberatkan pada interferensi gelombang bunyi antara interval gender laras slendro dan pelog nem. Gumrining telah disajikan pada: 1)”Jelajah Bunyi Nusantara” Taman Budaya Cak Durasim Jawa Timur 2021,  2) Pergelaran Virtual Nasional Bali-Dwipantara Adinatya ISI Denpasar 2021, 3) Gamelan Composers Forum 2022.

  1. UMBARAN (2022)

Umbaran merupakan komposisi yang disusun untuk Commissioning Project Kelompok Gamelan Pacifica yang berbasis di Seattle, USA. Pada komposisi ini, komponis mengeksplorasi teknik umbaran, yaitu memukul bilah-bilah gender tanpa menahan getaran bunyinya. Ketika bilah-bilah tersebut tidak ditahan bunyinya, maka akan menimbulkan getaran bunyi yang saling bertabrakan. Getaran bunyi yang saling bertabrakan menyebabkan bunyi antar bilah tidak dapat terdengar dengan jelas. Getaran bunyi bilah yang saling bertabrakan disebut gemrumbyung. Dalam tradisi, bunyi gemrumbyung cenderung dihindari karena mengindikasikan pemain gender yang memiliki teknik kurang baik. Komponis menawarkan bunyi gemrumbyung sebagai keindahan alternatif dalam ekspresi musikal gender Jawa.

  1. SRAWUNG PENGUNG (2020)

Srawung artinya saling berinteraksi, Pengung berarti bodoh. Srawung Pengung dimaknai sebagai sebuah upaya untuk saling mengenal dan saling terbuka dengan mencoba mengesampingkan kepandaian masing-masing. Pe”ngung” juga merupakan onomatope dari bunyi gaung bilah-bilah gender. Konsep srawung pengung ini digunakan komponis untuk berkenalan dengan pemusik yang mempunyai latar belakang Budaya beragam dan digunakan untuk eksperimen pra penyusunan komposisi. Srawung Pengung kali ini menghadirkan proses interaksi bunyi antara Gender Wayang Bali, Gender Barung Jawa, Calung Banyumas dan Musik Elektronik.

  1. BRAWALA (2019)

Brawala merupakan kosakata Sanskerta yang artinya saling bersahut-sahutan. Brawala merupakan interaksi antara dua obyek yang berbeda. Komposisi ini mengelola hubungan antara instrumen gender barung dan gambang, perbedaan warna bunyi antara instrumen gender yang terbuat dari perunggu dan instrumen gambang yang terbuat dari kayu menjadi sumber utama yang diolah oleh komponis. Brawala telah disajikan pada: 1) Konser “Walayagangsa” Jagongan Wagen PSBK Yogyakarta 2019, 2) Konser New Tradition:Pertunjukan Seni di Ruang New Normal TBJT Surakarta 2020, 3) October Meeting-Contemporary Music & Musicians 2021.

  1. ARUHARA (2018)

Komposisi Aruhara merupakan hasil eksplorasi dan elaborasi teknik, pola dan melodi yang ada dalam Genderan Ada-Ada Ngobong Dupa gaya Nyi Sumiyati/Bu Pringgo/Mbah Drigul. Komposisi Aruhara diorentasikan untuk disajikan oleh penggender yang ingin menampilkan dan meningkatkan virtuositasnya. Aruhara telah dipresentasikan pada: 1) Solo International Gamelan Festival 2018, 2) Yogyakarta Gamelan Festival 2018, 3) Bukan Musik Biasa 2018, 4) Pertemuan Musik Surabaya 2018.

Wahyu Thoyyib Pambayun adalah seorang komponis, pengrawit dan pengajar. Sebagai komponis, ia menyusun komposisi-komposisi baru dengan bekal pengetahuan dan praktik gamelan tradisi yang kuat. Ia melakukan riset mendalam tentang perluasan bahasa musikal gamelan Jawa. Ia menyusun musik untuk konser maupun hubungan seni lain, seperti pertunjukan wayang, tari, dan film. Pada tahun 2016, Wahyu Thoyyib bersama teman-temannya mendirikan komunitas Gamelan Kalatidha. Gamelan Kalatidha terdiri dari pengrawit yang memiliki kemampuan multi-instrumen dan mampu menyajikan repertoar tradisi serta komposisi baru. Wahyu Thoyyib bersama Gamelan Kalatidha telah tampil dalam beberapa acara, antara lain Opening Konser China Asean Culture & Art Weeks, Festival Musik Tembi, Yogyakarta Gamelan Festival, International Gamelan Festival Solo, Pekan Komponis Indonesia, October Meeting Contemporary Music and Musicians, Festival Bali Sangga Dwipantara, Bukan Musik Biasa, Pertemuan Musik Surabaya, Festival Gugus Bagong Padepokan Seni Bagong Kussudiharja Yogyakarta, Jelajah Bunyi Nusantara, Kombo: Festival of Free Improvised Music dan Gamelan Composers Forum.

Komposer:

Wahyu Thoyyib Pambayun

Pengrawit:

Nanang Bayu Aji
Harun Ismail
Laurentius Hanan Dwi Atmaja
Muh. Ainun Zibran
Tommy Yudha Prasetya
Maulana Prayogo
Ramdan Ardianto
Ni Made Ayu Dwi Sattvitri
Guruh Purbo Pramono
Dwiki Akhsan Muzaki

Wahyu Thoyyib Pambayun akan menyajikan JAGAD GÊNDÈR GUMÊLAR

JAGAD GÊNDÈR GUMÊLAR
oleh Wahyu Thoyyib Pambayun

Rabu, 12 Juli 2023
Jam 19:30 – 22:00 WIB
di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah
Jl. Ir. Sutami no.18. Jebres. Solo. 57126

Jagad Gêndèr Gumêlar menampilkan hasil perjalanan artistik Wahyu Thoyyib Pambayun dalam mengeksplorasi instrumen gêndèr. Pertunjukan ini akan membawakan 5 komposisi musik yang disusun sejak 2017 hingga 2022, dengan mengusung konsep perluasan bahasa musikal gêndèr dan mengupayakan perubahan struktur ritme yang sudah baku menjadi lebih leluasa, serta mengolah garis-garis melodi yang transparan menjadi lebih bergejolak. Jagad Gêndèr Gumêlar menggabungkan keterbukaan dalam menyikapi instrumen gêndèr agar dapat memberikan tawaran pengalaman musikal yang mendalam dan beragam.

ON STAGE adalah program rutin Studio Plesungan yang menampilkan karya seni pertunjukan setiap dua bulan sekali di Teater Arena – TBJT Surakarta. ON STAGE diadakan untuk meningkatkan apresiasi publik terhadap karya-karya kontemporer melalui penyajian karya seniman terpilih dan bincang publik bersama seniman.

Bincang Seniman bersama Prof. Sumarsam (Winslow-Kaplan Professor of Music di Wesleyan University)

Harga Tiket:
Kategori A (on the spot umum) Rp25.000;
Kategori B (on the spot pelajar) Rp20.000;
Kategori C (early booking umum) Rp20.000;
Kategori D (early booking pelajar) Rp 15.000

Kontak dan pemesanan tiket:
https://bit.ly/3rjzDvr


atau di
HP / WA: 082133229593
website: www.studioplesungan.org
IG : @studioplesungan

WAYAN SUMAHARDIKA

ON STAGE

Wayan Sumahardika

“THE (FAMOUS) SQUATTING DANCE”

Rabu, 10 Mei 2023, 19:00-22:00 di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah

The (Famous) Squatting Dance merupakan proyek studi pertunjukan yang berupaya membaca laku jongkok sebagai repertoar arsip. Kehadiran jongkok tak hanya menjadi keniscayaan manusia semata. Jongkok juga menyimpan ragam pengetahuan, jejaring gagasan, serta berbagai narasi politis-estetis yang hadir dan tumbuh terus menerus di baliknya.
Karya ini berangkat berdasarkan Arsip Bali 1928, dengan menggunakan material Igel Jongkok karya penari maestro Bali, I Ketut Marya. Sebagai tari monumental di zamannya, Igel Jongkok menjadi sumber gagasan untuk menguraikan percakapan jongkok dalam bingkai gestur kolonial, situasi transisional yang bergerak secara sirkular, serta bentang kemungkinannya untuk dilihat sebagai keberlanjutan dari kultur lokal

Bagaimana konstruksi sosial kolonial atas gesture jongkok diintervensi oleh tari yang berdasar pada laku jongkok? Bagaimana inovasi individual tari Igel Jongkok tumbuh sebagai konvensi tradisi komunal? Bagaimana hubungan jongkok dalam kehidupan sehari-hari dan jongkok dalam tari? Dan bagaimana jongkok hari ini?

Wayan Sumahardika adalah penulis, sutradara dan pembuat teater kelahiran Denpasar, 1992. Ia aktif sebagai direktur artistik Mulawali Institute, sebuah lembaga lintas disiplin seni pertunjukan berbasis di Bali. Mendirikan Teater Kalangan pada 2016-2022. Praktik artistiknya banyak bergerak pada persimpangan teater, tari, ragam seni, laku sehari-hari sebagai studi budaya melalui pendekatan site-spesific, repertoar-arsip dan spekulatif. Saat ini, Suma tertarik menelusuri dinamika tradisi Bali, pariwisata, serta perjumpaan lintas budaya masyarakat yang beroperasi di sekitarnya.
Mulawali Performance Forum merupakan platform kolektif produksi pertunjukan oleh Mulawali Institute.

Sutradara         : I Wayan Sumahardika

Penari              : Jacko Wahyu Rizky, Krisna Satya, Agus Wiratama, dan Tri Ray Dewantara

Penata Musik  :  Barga Sastrawadi & Yogi Sukawiadnyana

Pembicara Tamu : Nyoman Cahya
Modertaor : Halim HD

 

Artist in Residence Presentation Zai Kuning & Xiaohan

Studio Plesungan
Artist-in-Residency
Zai Kuning x Xiaohan Han

PRESENTASI PUBLIK
Rabu, 3 Mei 2023
19:00 WIB
di Studio Plesungan
(Desa Plesungan rt03 rw02, Plesungan Gondangrejo, Karanganyar 57181)

Kisah Pagan dan lagu-lagunya yang hilang (The Pagan Stories and its prodigal songs)

Diprakarsai/disutradarai oleh Zai Kuning
2023 – Bekerja sama dengan Xiaohan Han (Manchuria, China)

Karya ini merupakan upaya berkelanjutan Zai Kuning  sejak 1995 yang berbicara tentang kisah-kisah masyarakat adat yaitu Orang Laut meskipun kini setelah 20 tahun menyelami apa yang terjadi pada masyarakat adat Kepulauan Riau, Malaysia Barat, dan Thailand. Baginya, ini semua tentang kterlibatannya dalam menyadari dan merasakan situasi penduduk asli dunia yang mengalami kesamaan nasib, terutama pada krisis kepemilikan tanah, seni, musik, dan tarian yang telah ada selama jutaan tahun melalui dunia Animisme/Paganisme dan Shamanisme.

Kali ini Zai bekerja sama dengan Xiaohan Han dalam pencarian ‘Music for Dance Theatre’. Studio Plesungan menjadi titik awal bagi Zai dalam proses pencarian musisi dan penari hingga akhir tahun 2023 ini. Pada tahun 2024, ia berharap proses penciptaan THE PAGAN STORIES dapat dimulai, setelah 20 tahun absen di dunia teater tari sebagai sutradara dan penampil.

Presentasi kali ini berfokus terutama pada musik rakyat dari tradisi spiritual Manchuria yang ditafsirkan oleh Xiaohan, dengan Zai bermain bersama (drum/vokal) dalam gaya drum dan musik Zai yang dipersonalisasi.
__

Zai Kuning adalah salah satu seniman berpengaruh di Singapura. Ia secara konsisten terlibat dengan budaya dan ekologi yang unik di kawasan Asia Tenggara, dan telah memelopori praktik multi-disiplin dan berbagai jenis improvisasi  yang mencakup patung, instalasi, lukisan, dan gambar, suara/musik eksperimental, video, film, seni pertunjukan, tari dan teater. Dia adalah presiden pertama The Artists Village (TAV), sebuah kolektif seniman yang didirikan oleh Tang Da Wu di Singapura. Setelah meninggalkan TAV, Zai membentuk Metabolic Theater Laboratory (MTL), sebuah perusahaan teater tari berorientasi penelitian, dan produksinya berkeliling Hong Kong, Jepang, dan Korea.

Xiaohan lahir pada tahun 1974 di Manchuria. Dia adalah seorang komposer kontemporer dan penyair yang memadukan unsur-unsur musik daerah, dengan karir musik profesional selama hampir 30 tahun. Sebagian besar karyanya terinspirasi dengan mitos dan legenda kuno Pegunungan Putih dan Perairan Hitam (White Mountain and Black Water). Penciptaan musiknya didasari pada logika etnomusikologi Asia Timur Laut, menerapkan metode komposisi modern Barat, dan kehalusannya penuh dengan situasi oriental yang misterius, sunyi, dan halus, serta memberikan citra piktorial.

Program ini terbuka dan gratis!

Kontak:
+62 821-3322-9593 (Verina)

#studioplesungan #performanceart #teater #tari #seniperformans #residensiseni #artistinresidence #dance #theatre

WENDY HS dan JOE MIRSHAL

ON STAGE

Indonesia Performance Syndicate & Teater Bumikalamtara Jakarta

The Convincers of Heaven Collapse

Jumat, 3 Maret 2023
19:30 – 22:00 WIB
TEATER ARENA
Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta
Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan 57126 Surakarta

Bincang Seniman bersama Halim HD

Sutradara: Wendy HS dan Joe Mirshal
Penata Cahaya: Yanuar Edy

 

 “The Convincers of Heaven Collapse


Pertunjukan The Convincers of Heaven Collapse  ini merupakan bentuk kerjasama antara komunitas Indonesia Performance Syndicate dengan komunitas Teater Bumikalamtara Jakarta. Perdana dipentaskan 8 Desember 2022 di Goethe Institute Jakarta dalam event Lebaran Teater, Festival Teater Jakarta 2022, Dewan Kesenian Jakarta. Kemudian tahun 2023 ini diproduksi ulang untuk dipantaskan keliling di berbagai kota.

Secara koseptual, karya pertunjukan ini berlandaskan pada konsep tubuh yang disebut Total Body Performance, dimana prinsip kerja tubuh adalah menghasilkan totalitas ekspresi artistik dengan menggabungkan unsur lelakuan (acting), unsur gegerakan (dancing) dan unsur bebunyian (musicing) yang diwujudkan secara internal oleh setiap performer dari dalam pertunjukannya.

Secara tematik, karya ini bertolak dari adaptasi gagasan AA Navis dalam cerpennya yang berjudul Robohnya Surau Kami. Cerpen yang cukup fenomenal di tahun 70-an ini mampu merepresentasikan perkembangan sosial-politik dalam karya seni. Relasi kontekstualitasnya yang tampak lebih kuat dengan perkembangan sosial-politik di Indonesia saat ini, membuat Wendy dan Joe memilih untuk menghadapi tantangan perwujudan artistiknya di atas panggung dengan menggunakan kosep Total Body Performance. Konsep ini bertolak dari pengembangan konsep tubuh dari elemen artistik Tapuak Galemboang pada Randai, sebuah pertunjukan tradisi masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat.

Wendy HS

Memilih dan belajar teater sejak tahun 90-an di kelompok Teater Plus, INS Kayutanam, Sumatera Barat. Alumni INS Kayutanam, alumni Jurusan Seni Teater, FSP, ISI Yogyakarta, dan alumni PSPSR, Sekolah Pascasarjana, UGM Yogyakarta.

Sejak 1996 sampai 2006 tinggal di Yogyakarta. Mulai pertengahan tahun 2006 hingga saat ini, kembali ke kampung halamannya menjadi tenaga pengajar di Prodi Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Padangpanjang, dan mendirikan Teater Tambologi Padangpanjang. Pernah terlibat dalam produksi teater dengan berbagai kelompok di Yogyakarta (1996-2006). Pernah terlibat beberapa produksi film indie di Yogyakarta (1999-2003), beberapa sinetron dan film layar lebar. Pernah mengikuti pelatihan keaktoran Suzuki Method dalam program Bumi Purnati Jakarta – SCOT Japan, ke Togamura, Jepang dan Bali (2016-2017). Penerima program Hibah Inovatif Yayasan Kelola (2009 & 2017), program Hibah Ruang Kreatif Seni Pertunjukan Garin Workhop – Djarum Foundation (2018). Beberapa karyanya telah dipentaskan di Singapura, Malaysia, Jepang, India, Taiwan, Belarusia dan negara lainnya. Pernah berkolaborasi dengan Yuko Kawamoto dan kelompok Shinonome Butoh Tokyo Jepang membuat agenda ASIA BUTOH CAMP di Padangpanjang, Sumatera Barat (2019) Sejak tahun 2016 hingga saat ini, aktif memimpin proses kreatif penciptaan pertunjukan kontemporer berbasis Total Body Performance Method yang dikembangkannya di kelompok Indonesia Performance Syndicate.

Joe Mirshal

Pimpinan kelompok Teater Bumikalamtara Jakarta ini berawal dari turut mendirikan kelompok penulisan sastra dan pertunjukan Dangau Seni Rell 1689 di Padang pada tahun 1989 dan kemudian bergabung sebagai aktor di kelompok Bumi Teater pimpinan Wisran Hadi di Padang (1992-1996). Tahun 1996 hijrah ke Jakarta. Pernah mengikuti Program Drama Acting Class RCTI (1997). Pernah dikontrak sebagai aktor di Teater Tanah Airku – TMII (1997-1999). Sejak tahun 2012 hingga saat ini aktif berkarya di kelompok Teater Bumikalamtara Jakarta. Pernah menjadi salah satu pemenang dan nominator Festival Teater jakarta (2013) dan terakhir telibat dalam agenda Lebaran Teater, Festival Teater Jakarta 2022, Dewan Kesenian Jakarta pada 8 Desember 2022 yang lalu.

Wendy HS dan Joe Mirshal Membongkar Tapuak Galemboang dalam “The Convincers of Heaven Collapse”

Wendy HS dan Joe Mirshal Membongkar Tapuak Galemboang 

dalam “The Convincers of Heaven Collapse”

Hari dan Tanggal : Jumat, 3 Maret 2023
Waktu: Pukul 19:30 – 22:00 WIBTempat:
TEATER ARENA
Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta
Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan 57126 Surakarta

On Stage kembali hadir pada Jumat, 3 Maret 2023 di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah, dengan menampilkan karya teater bertajuk The Convincers of Heaven Collapse. The Convincers of Heaven Collapse (adaptasi cerpen Robohnya Surau Kami karya AA Navis) disutradarai dan diperankan oleh Wendy HS dan Joe Mirshal. Karya ini bertolak dari adaptasi gagasan AA Navis dalam karya cerpennya Robohnya Surau Kami, yang cukup fenomenal di tahun 70-an. Wendy Hs dan Joe Mirshal sebagai sutradara memilih untuk menghadapi tantangan artistik perwujudannya di atas panggung dengan menggunakan konsep Total Body Performance, yang bertolak dari pengembangan konsep artistik tubuh dari elemen artistik Tapuak Galemboang pada pertunjukan tradisi Randai dalam masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Karya ini merupakan hasil kerjasama antara komunitas Indonesia Performance Syndicate dengan komunitas Teater Bumikalamtara Jakarta. Karya ini telah dipentaskan perdana pada 8 Desember 2022 di Goethe-Institut Indonesien dalam Festival Teater Jakarta 2022, diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta. Pada tahun 2023, karya ini diproduksi ulang untuk pentas keliling di berbagai kota.

“The Convincers of Heaven Collapse ” oleh Wendy HS dan Joe Mirshal

Sutradara: Wendy HS dan Joe Mirshal
Penata Cahaya: Yanuar Edy

Bincang Seniman bersama Halim HD

ON STAGE adalah program rutin Studio Plesungan yang menampilkan karya seni pertunjukan setiap dua bulan sekali di Teater Arena – TBJT Surakarta. ON STAGE diadakan untuk meningkatkan apresiasi publik terhadap karya-karya kontemporer melalui penyajian karya seniman terpilih dan bincang publik bersama seniman.

Untuk mencegah penyebaran COVID-19, semua penonton wajib mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Harga Tiket:
Kategori A (on the spot umum) Rp25.000;
Kategori B (on the spot pelajar) Rp20.000;
Kategori C (early booking umum) Rp20.000;
Kategori D (early booking pelajar) Rp 15.000

Kontak dan pemesanan tiket:
HP / WA: 082133229593
atau di
https://bit.ly/3ksrAcw