
Solo Butoh #2 menampilkan karya-karya pertunjukan solo oleh seniman yang menjadikan butoh sebagai praktik kesenian dan metode ketubuhan untuk publik di kota Solo.
Studio Plesungan menyelenggarakan Solo Butoh #2 untuk menjalin kembali mata rantai pengetahuan yang terputus tentang Butoh dan pengaruhnya di tanah air. Solo Butoh #2 menghadirkan para seniman butoh berpengalaman untuk menampilkan karyanya dalam sebuah pertunjukan, dan memperkenalkan kembali butoh melalui dua hari workshop. Rangkaian kegiatan ini merupakan ajang pembelajaran yang memberi kesempatan dan ruang untuk mempelajarinya dan mengapresiasi karya-karya Butoh. Selain sebagai salah satu pilihan yang bisa ditawarkan bagi mereka yang haus akan pengetahuan lain tentang tubuh dan ketubuhan, mengenal Butoh dengan lebih dekat akan memberi kontribusi tentang asal usul pengaruh gerak yang nampak tidak asing ini di dunia tari dan teater kita.
Studio Plesungan mengundang Katsura Kan, Yuko Kaseki, Noriko Omura, Kiyoko dan Aki serta seniman Indonesia yaitu Tony Broer, Wendy HS dan Jamaluddin Latif.
Katsura Kan, salah satu tokoh dan guru Butoh yang telah sering mengunjungi Indonesia sejak tahun 80-an. Diawali dengan workshop yang telah Katsura Kan berikan di tahun 2014 dalam rangkaian acara „undisclosed territory #7“, dan Solo BUtoh #1 di tahun 2017, kali ini Kan hadir khusus untuk memberi workshop dan mengajak para pesertanya untuk mendalami materi ketubuhan dan tehnik dalam Butoh. Peserta diharapkan bisa menadapatkan perbendaharaan ilmu ketubuhan yang bisa digunakan dalam pengembangan proses kreatifnya masing-masing.
Selain menghadirkan seniman dan praktisi butoh yang kebanyakan laki-laki, pada kesempatan ini Studio Plesungan mengundang Yuko Kaseki yang merupakan seniman butoh sekaligus koreografer yang tinggal di Jerman sejak 1995, Kaseki mempelajari Butoh dan Seni Pertunjukan di HBK Braunschweig melalui Anzu Furukawa dan sempat menjadi penari di dance company Furukawa yaitu Dance Butter Tokio dan Verwandlungsamt pada 1989 hingga 2000. Kaseki mendirikan dance company yaitu Cokaseki. Kaseki dengan ketertarikannya menerjang batasan-batasan ekspresi fisik telah terlibat proyek internasional dengan penampil, musisi dan seniman visual lainnya. Pada Solo Butoh #2 ini Kaseki menampilkan karyanya yang berjudul “Sliced Water”.
Seniman undangan yang berasal dari Indonesia Tony Broer akan menghadirkan kegiatan “Ngaji Tubuh” yang merupakan kegiatan proses mengalami tubuh di ruang terbuka dan eksplorasi penciptaan tubuh di Studio Plesungan. Tony Broer merupakan salah satu anggota Kelompok Teater Payung Hitam (KPH) Bandung yang pernah mendapat beasiswa dari Bunka-Cho untuk belajar Seni Tradisi dan Seni Modern di Jepang. Selama proses belajar di Jepang ini, berkenalan dengan beberapa tokoh Butoh dan sempat mengikuti workshop di beberapa studio Butoh yang ada di Jepang seperti : Butoh Kohzensha pimpinan Yukio, Butoh Dance Sankai Juku pimpinan Amagatsu Ushio dan Semimaru, Butoh Dairakudakan pimpinan Maro Akaji, dan Asbestos Tatsumi Hijikata pimpinan Akiko Motofuji. Tony Broer banyak belajar dari Kazuo Ohno Dance Studio pimpinan Kazuo Ohno, dengan proses latihan langsung dibimbing oleh Kazuo Ohno (96 tahun) sendiri, dan putranya yaitu Yoshito Ohno.
Menghadirkan pula Wendy HS yang merupakan aktor, sutradara dan dramaturg Teater Tambologi Padangpanjang dan merupakan salah satu pendiri Indonesia Performance Syndicate. Wendy HS akan menampilkan karya solo nya yang bertolak dari pengamatan dan pengembangan tradisi Makan Bajamba (makan bersama) dan tradisi Tari Piriang dalam produk budaya Minangkabau.
Seniman selanjutnya yaitu Jamaluddin Latif belajar dan bekerja di teater sejak 20 tahun yang lalu. Lulus Akademi Drama dan Film, ASDRAFI, Yogyakarta. Sempat belajar di Institute Seni Indonesia, Yogyakarta. Pernah terlibat di beberapa karya-karya TEATER GARASI sebagai aktor (1997-2010). Jamaluddin Latif akan menampilkan karyanya yang berjudul “Hanky of Sulandono”, yang mengisahkan Sulandono, Seorang pangeran itu mesti bertapa, meninggalkan kisah cintanya dengan seorang gadis desa, Sulasih. Kisah asmara dua insan manusia tanpa mempermasalahkan status yang berbeda itu terhambat oleh restu ayanda pangeran Sulandono, Raden Bahurekso.
Solo Butoh #2 juga menampilkan Aki Bando, Noriko Omura dan Kiyoko Yamamoto yang berkolaborasi dengan Jagad Sentana Art dan Peni Candrarini Gamelan. Aki Bando dengan latar belakang pendidikan seni rupa, khususnya seni patung sebelumnya banyak mengangkat “jamur” dan “mycelium” dalam karya seninya. Noriko Omura, presiden BUTOH TOSAHA menampilkan karya improvisasi yang berjudul “On the Beach”. Lalu Kiyoko Yamamoto yang merupakan presiden Takasago Butoh Co-op akan menampilkan karyanya yang berjudul “Dream Catcher”.
Pada kesempatan ini SOLO BUTOH #2 menghadirkan Suprapto Suryodarmo dengan karyanya yang berjudul “Anjang-anjang Banyu”, pendiri Padepokan Lemah Putih yang tinggal dan bekerja di Solo. Sejak 1970, Suprapto Suryodarmo telah mempelajari gerakan bebas, Vipasana dan Sumarah (teknik meditasi Jawa. Dia telah mengembangkan teknik dan ajaran gerakan yang disebut Gerakan Amerta. Penampilan Suprapto Suryodarmo berakar kuat pada esensi ritual dan hubungannya dengan sifat dan spiritualitas. Ia menggunakan teknik Gerakan Amerta sebagai elemen utama penampilannya.
Jadwal Workshop
Hari dan Tanggal : Selasa & Rabu, 17 & 18 Desember 2019
Pukul : 09:00 – 16:00
Tempat: Studio Plesungan, Desa Plesungan rt03 rw02no 16, Plesungan,
Gondangrejo, Karanganyar 57181
Jadwal Pertunjukan
Hari dan Tanggal : Selasa dan Rabu, 17 dan 18 Desember 2019
Pukul : 09:00 – 18:00
Penyaji: Tony Broer “Ngaji Tubuh di Studio Plesungan”
HTM : Free
Kamis , 19 Desember 2019
Katsura Kan
Wendy HS
Aki Bando
Kiyoko Yamamoto
music collaboration with Jagad Sentana Art-Peni Candrarini Gamelan
Pukul : 19:30 – 22:00
Tempat: Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta
Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan 57126 Surakarta
HTM: Free
Jumat, 20 Desember 2019
Public Lecture
History of Butoh (Sejarah Butoh)
By Katsura Kan and Yuko Kaseki
10:00 – 12:00 WIB
Performances
Jamaluddin Latif
Yuko Kaseki
Noriko oomura
Suprapto Suryodarmo
Pukul : 19:30 – 22:00
Tempat: Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta
Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan 57126 Surakarta
HTM: Free
1988-2005 Mengalami proses praktik bersama dengan kelompk teater Payung Hitam Bandung yang dikomandani oleh Rachman Sabur sebagai aktor. Tahun 2005 mulai mengajar prkatik dasar tubuh di ISBI Bandung. 1990 mulai mengenal butoh dari buku dan prakik dengan Yukio Waguri. Tahun 2000-an mulai tergabung dengan kolaborasi tubuh internasional, dengan Rin Kogun Company Theatre dan Gekidan Kaitaisha. 2002-2003 masuk praktik mengalami bersama Kazuo Ohno dan Yoshito Ohno juga di Asbestos Tatsumi Hijikata. 2005 sampai sekarang membentuk proses praktik tubuh individu pada proses penciptaan tubuh pertunjukan, dengan melakukan praktik „Ngaji Tubuh“, workshop praktik tubuh bersama dan pentas tunggal tubuh di ruang publik. 2019 menyelesaikan program doktoral penciptaan dengan melahirkan metode praktik tubuh – TUBUHKATATUBUH
Mempelajari seni patung dan performance fisik sebagai pilihan utama pada waktu kuliah Seni Rupa Murni di Universitas, Aki mengikuti workshop butoh Atsushi Takenouchi dan seniman-seniman butoh terkenal di Jepang. Pernah berpartisipasi dalam festival musik internasional dan domestik sebagai staff seni kreatif yang bekerja dibalik layar. Aki begabung dengan band yang tampil pada 2016 & 2017 di Fuji Rock Festival, salah satu festival musik terbesar di Jepang.
Aki pergi mencari jati diri melalui perjalanannya melintasi Asia, Amerika, Australia serta sempat tinggal di Okinawa. Ia menghadirkan karya seni dan musik dengan tema „mycelium“ dan „jamur“. Ia baru saja kembali dari kursus Butoh di Himalaya Subbody Resonance School dan berpartisipasi dalam workshop yang dipimpin master butoh legendaris Mushimaru Fujieda.
Dia terus menggunakan tubuh fisik dan soundscapes di sekeliling sebagai eksperimen untuk eksplorasi luar-dalam (melalui “resonansi hidup”) yang kemudian berkulminasi dalam formasi kelompok seniman , Uchutai (Ruang-Tubuh).
Wendy HS belajar teater sejak tahun 90-an di kelompok Teater Plus, INS Kayutanam, Sumatera Barat, alumni INS Kayutanam, Jurusan Seni Teater, FSP, ISI Yogyakarta, dan Pascasarjana, UGM Yogyakarta. Sejak 1996 sampai 2006 tinggal di Yogyakarta. Mulai tahun 2006 menjadi tenaga pengajar di Prodi Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Padangpanjang. Mendirikan Teater Tambologi Padangpanjang pada tahun 2007.
Sebagai aktor pernah terlibat di banyak produksi diantaranya Perguruan karya Wisran Hadi, sutradara Yusril di Graha Bhakti TIM (1995), Mal Praktik karya Moliere, sutradara Puthut Buchori di Societed Militer dan TVRI Yogyakarta (2001), Akademi Kebudayaan Yogyakarta, Orang-Orang Yang Bergegas karya Puthut EA, sutradara Landung Simatupang, tour 5 kota di pulau Jawa (2003), HRV Jakarta, monolog dan lain-lain. Sebagai sutradara Ionesco, Societed Militeir Yogyakarta (2004), produksi Teater Tambologi Padangpanjang, Tambologi 1: Retroaksi, Tambud Sumatera Barat, Tambud Lampung, dan Jak Art Festival (2007-2008), Teater Tambologi Padangpanjang, Tambo Rantau: Kabar Dari Nagari Laki-Laki (2009), produksi Sanggar Sikambang Manih, Rantau Batuah, Malay Residence, Singapura
(2015), JILATANG IS INSTALLED #2: Welcome to Ranah Minang, BAROMBAN DAN MITOS TAMBANG 2018, dipentaskan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, ASIA TRI JOGJA 2018, dan Silek Art Festival 2018 Sumatera Barat.
Terlibat program pelatihan keaktoran Metode Suzuki, di Togamura, Jepang,dan Bali tahun 2016, sebuah kerjasama Bumi Purnati Jakarta – SCOT Jepang. Bersama Yuko Kawamoto menyelenggarakan Butoh Camp dan pertunjukan kolaborasi Melting Planet karya- sutradara Wendy HS – Yuko Kawamoto, di kampus ISI Padangpanjang dan Komunitas KIEK Sungai Landia Agam, produksi bersama Indonesia Performance Syndicate Padangpanjang dan Shinonome Butoh Tokyo Japan. Penampil tunggal pada ASIA TRI AKITA 2019, SONIC BAJAMBA. Bersama Republic of Performing Art Jakarta, terlibat dalam MARIA ZAITUN , XVI Kufar International Theatre Festival 2019, Misnk, Belarusia. Sejak 2016 aktif memimpin program kerja laboratorium pertunjukan (performance) lintas disiplin berdasarkan pengembangan elemen artistik produk kultural Minangkabau sebagai metode TOTAL BODY PERFORMANCE untuk dijadikan konsep penciptaan dalam pertunjukan kontemporer bersama Indonesia Performance Syndicate (IPS) Padangpanjang.
Katsura Kan bekerja dan tinggal di Kyoto. Keterlibatan serius dalam Butoh dimulainya dengan menjadi anggota „Byakosha“ kelompok Butoh dari Kyoto pada tahun 1979. Masih pada masa Byakosha, Kan mendirikan “Katsura Kan & Saltimbanques” pada tahun 1986. Sejak saat itu, Kan banyak melakukan proyek studi dengan seniman-seniman asia dan mengadakan Festival Lokakarya Internasional “Harvesting Beauty in the field” di Kyoto 1991 ~ 1994. Pada tahun 1997, Kan pindah ke Bangkok untuk mencari jejak Gajah Putih di masyarakat pra-modern dan berkolaborasi dengan kelompok-kelompok teater kontemporer Asia.
Pada tahun 2001, Kan memulai proyek penelitian tentang “penari minoritas” untuk berkolaborasi di Bosnia, Serbia dan Yunani. Tahun 2013, dia mengerjakan teks Samuel Beckett yang berjudul “Beckett Butoh Notation”. Katsura Kan terus memberi lokakarya dan pertunjukan Butoh di berbagai negara.
Presiden dari Takasago Butoh Co-op yang didirikan pada 2001.
Berpartisipasi dalam Edinburgh Fringe Festival dan mendapatkan rating lima bintang disutradarai oleh Katsura Kan pada 2001. Kiyoko aktif dalam banyak event Butoh dan tampil di Jepang maupun diluar negeri. Takasago Butoh Co-op memiliki 6 anggota dan secara konstan mempublikasikan newsletter “ODORI TIMES”. Ia mencari Butoh yang berada dalam setap orang. Ia menari dengan penuh kepedulian dalam kontak dengan dunia tak terlihat.
Yuko Kaseki adalah direktur, koreografer seniman butoh sekaligus koreografer yang tinggal di Jerman sejak 1995, Kaseki mempelajari Butoh dan Seni Pertunjukan di HBK Braunschweig melalui Anzu Furukawa dan sempat menjadi penari di dance company Furukawa yaitu Dance Butter Tokio dan Verwandlungsamt pada 1989 hingga 2000. .Kaseki mendirikan dance company yaitu Cokaseki pada 1995 dan dia terlibat dalam berbagai proyek dengan musisi internasional seperti Kazuhisa Uchihashi, Antonis Anissegos, Emilio Gordoa, Audrey Chen, Axel Dörner dan lainnya, seniman visual seperti Chiharu Shiota, Nikhil Chopra, Arata Mori dan lainnya, penari / pemain seperti Shinichi Iova Koga, Minako Seki, Christine Bonansea, Isak Immanuel, Sherwood Chen dan lainnya. Pertunjukan solo dan ansambel, improvisasi dilakukan di 30 negara. Kreasi-kreasi ini adalah akumulasi dari gambar-gambar puitis dan gamblang yang menggabungkan semangat Butoh, pertunjukan dan live art. Penampilannya bertujuan untuk mencerminkan keberadaan “orang luar”.
Kolaborasi dengan Disabled Theatre Company Theatre Thikwa (Berlin) memutarbalikkan konsep tariannya dan memiliki pengaruh besar pada kegiatan selanjutnya. Ketertarikannya yang kuat untuk menembus batas ekspresi fisik mengantarkannya pada banyak kolaborasi dengan seniman berkemampuan campuran seperti Roland Walter (Berlin), Sung Kuk Kang (Seoul) dan Zan-Chen Liao (Taipei).
Kolaborasi internasional seperti inkBoat (San Francisco), Stasiun Tableau (San Francisco), CAVE (New York), Teater Poema (Moskow), Teater Salad (Seoul) dan lainnya.
www.cokaseki.com
Presiden dari Butoh Tosaha
1952 Lahir di Kochi, Jepang.
1970 Bergabung dengan kelompok „Tenshougikan“ dan mulai berpartisipasi dalam pergerakan bawah tanah.
1991 menjadi koreografer dalam film „Yumeji“
1991 mendirikan studio tari „DANCECREAM“
2003 tampil dalam film )“Akame Shijuyataki Shinju Misui“.
2003 Setelah pensiun dari studio tari menjadi seorang instruktur tari freelance, koreografer dan penari.
2014 Bertemu Katsura Kan dan memulai Butoh 2018 Mendirikan Butoh Tosaha, serta berpartisipasi dalam Kyoto International Butoh Festival. 2018-2019 ~Mencari apa itu BUTOH~
Lahir di Pekalongan. Pendidikan seni di ASDRAFI dan ISI Yogyakarta. Berpantomim sejak kecil lalu belajar pada pak Jemek Supardi dan Deddy Ratmoyo. Karya pantomim dengan kelompok Malmime-Ja; TROTOAR, HALLO SITI, dll. Sekarang
menjadi ketua Rumah Pantomim Yogyakarta. Aktif mengajar pantomim dan seni akting di sekolah dasar dan private. Sempat bergabung di teater Garasi dari tahun 1997-2010 sebagai aktor.
Terlibat dalam project kolaborasi internasional antara lain; Deborah Pollard (Australia), POSTCARD dan SAND STORM, 1994-1996, Berry Bernhard Tukijo (Swiss), SAMPAH DAN HORMAT, GOA GONG, 1996-1997, kolaborasi Asean actor, PRISM, 2003, the Physical Theater Festival, Tokyo, 2005, teater- tari Gerard Mosterd, produksi Dutch Chamber Music Company, HISTORIO DU SOLDAT, 2011. Berkolaborasi dengan Snuff Puppet Theatre Company, judul WEDHUS GEMBEL, tour di Indonesia-Australia-Peru, 2011-2014. Pertunjukan teater tubuh, PRAHARA RUMAH TANGGA, produksi Kodok Ijo Project, dalam Festival Asia Tri Yogyakarta, 2014. Performance art ROSALIND, dalam project As You Like It 100 tahun William Shakespeare BRITISH COUNCIL, 2016. Terlibat project DIONYSUS (2016-2019), project kolaborasi internasional SCOT (Suzuki Company of Toga, Japan) dan Bumi Purnati (Indonesia). THE DEAT OF THE TIGER AND EMPTY SEATS, performance kolaborasi dengan perupa Instalasi, Timoteus Anggawan, Biennale XIV 2017 dan MMCA Seoul, 2018.
Bekerja untuk Jaring Project sebuah wadah kerja seni interdisipliner, antara lain; MENJARING MALAIKAT, 2016, SEKAR MURKA, 2017. DRAMATIC READING, 2018 dan BABAD BHOMA, 2019. Belajar butoh dari Yukio Waguri, Yosito Ohno dan Katsura Kan.
Lahir tahun 1945 di Solo, tinggal dan bekerja di Solo, Indonesia.
Sejak 1970, Suprapto Suryodarmo telah mempelajari gerakan bebas, Vipasana dan Sumarah (teknik meditasi Jawa). Pada tahun 1974 ia telah menciptakan Wayang Buddha. Niat utama karyanya berlanjut sebagai eksplorasi tentang bagaimana membuat lebih sedikit identifikasi melalui praktik seni gerak. Dia telah mengembangkan teknik dan ajaran gerakan yang disebut Gerakan Amerta. Penampilan Suprapto Suryodarmo berakar kuat pada esensi ritual dan hubungannya dengan sifat dan spiritualitas. Ia menggunakan teknik Gerakan Amerta sebagai elemen utama penampilannya. Dia telah mendirikan Padepokan Lemah Putih pada tahun 1986 dan telah memulai banyak festival, di Indonesia dan luar negeri. Diantaranya adalah Pasamuan Seni dan Ketuhanan, Pasamuan Seni Desa, Grebeg Lawu, gerakan berbagi, dan Web Art Garden. Sejak tahun 1983, Suryodarmo telah memberikan lokakarya dan pertunjukan terus menghadirkan lokakarya dan pertunjukan di Indonesia, Eropa, Australia, Filipina, AS, dan banyak lainnya.
Solo Butoh #2
Artistic Director: Melati Suryodarmo
Administration : Achri Hendratno
Public Relations : Luna Dian S.A
Technical Team: Zanudhimas Safrudin, Ali Maksum, Yunianto Dwi Nugroho, Sandji
Light : Yunianto Dwi Nugroho
Sound : Mahawang Kipli
Field Team : Dhimas , Mohamad Razan, Verina, Ira
Documentation
Video : Fajar Ritus
Photo : Mohamad Jauhari
Host Institution : Studio Plesungan
Supported by
Jagad Sentana Art – Peni Candrarini Gamelan (music collaboration for Aki Bando, Noriko Oomura and Kiyoko Yamagata)
Kan Butoh