News

Studio Plesungan Menghadirkan Pameran Arsip dan Partisipasi di Asiatopia Bangkok

Love Until the Last Bite, Pameran Arsip Studio Plesungan dan Asiatopia International Performance Art Festival di Bangkok

Dalam Pameran arsip “ Love Until The Last Bite”, Studio Plesungan akan menampilkan arsip video, foto, dan publikasi terpilih dari program “undisclosed territory” serta program-program yang berkaitan di Studio Plesungan. Pameran ini bertujuan untuk merangkum sejarah perjalanan “undisclosed territory”, sebuah program seni performans yang telah berlangsung sejak tahun 2007. Selama 18 tahun, program “undisclosed territory” telah menjadi platform bagi seniman lokal dan internasional untuk mengeksplorasi seni performans, serta menjadi ruang untuk berbagi gagasan kritis dan terkini di bidang seni, khususnya seni performans. Sehingga, ribuan dokumentasi yang terkumpul dari 14 edisi program akan diseleksi, diolah, dan disusun kembali dalam bentuk pameran arsip yang menarik dan informatif.
Arsip yang ditampilkan dalam pameran mencakup dokumentasi lengkap dari berbagai performans yang telah dipresentasikan selama program berlangsung, termasuk foto dan video dari karya performans yang dilakukan oleh seniman-seniman yang terlibat. Sebagai lokasi pameran, Bangkok Art and Cultural Centre juga memberikan pengaruh kuat melalui perannya sebagai fasilitas ruang publik seni dan kebudayaan yang terkemuka di Bangkok, Thailand. Keberagaman latar belakang dan asal wilayah seniman dan perkembangan praktik seni performans dari tahun ke tahun juga membuat pameran ini memperlihatkan perkembangan seni performans, baik di Indonesia maupun global.
Dengan menghadirkan dokumentasi visual dan teks dari arsip yang telah terkumpul selama hampir dua dekade, pameran ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mengenal lebih jauh kontribusi para seniman dan eksplorasi artistik yang telah mereka lakukan dalam kerangka “undisclosed territory”.

Studio Plesungan juga akan terlibat dalam Asiatopia International Performance Art Festival 2024, yang diikuti oleh seniman- seniman muda Indonesia, yaitu Algifahri Jasin, Dimas Eka Prasinggih, dan Razan Mohamad. Ketiga seniman ini diundang untuk menampilkan karya performans mereka, mewakili Indonesia dalam festival seni performans tingkat internasional. Keterlibatan mereka memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan dan keberlangsungan seni performans di kalangan generasi muda. Melalui penampilan karya mereka, seniman-seniman ini berkesempatan untuk menawarkan sudut pandang yang khas dalam forum seni Asia Tenggara dan dunia, memperkuat posisi seni performans Indonesia di tengah komunitas global.

Did you like this? Share it!