Tag: #onstage

Wahyu Thoyyib Pambayun


PENELUSURAN GÊNDÈR
YANG LELUASA DALAM KOMPOSISI MUSIK JAGAD GÊNDÈR GUMÊLAR

On Stage edisi ke-16 akan menghadirkan karya komposisi musik Jagad Gêndèr Gumêlar oleh komposer muda asal Solo, Wahyu Thoyyib Pambayun. Pementasan ini akan diadakan pada Rabu, 12 Juli 2023 di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah. Jagad Gêndèr Gumêlar menampilkan hasil perjalanan artistik Wahyu Thoyyib Pambayun dalam mengeksplorasi instrumen gêndèr. Pertunjukan ini akan membawakan 5 komposisi musik yang disusun sejak 2017 hingga 2022, dengan mengusung konsep perluasan bahasa musikal gêndèr dan mengupayakan perubahan struktur ritme yang sudah baku menjadi lebih leluasa, serta mengolah garis-garis melodi yang transparan menjadi lebih bergejolak. Jagad Gêndèr Gumêlar menggabungkan keterbukaan dalam menyikapi instrumen gêndèr agar dapat memberikan tawaran pengalaman musikal yang mendalam dan beragam. Jagad Gêndèr Gumêlar akan memainkan variasi pola permainan, laya, dinamika, serta pengembangan teknik-teknik yang luwes menyikapi pakem dan batasan budaya.

Komposisi-komposisi yang disajikan:

  1. GUMRINING (2021)

Gumrining merupakan komposisi untuk instrumen gender barung dan gender penerus. Komponis mengembangkan teknik pipilan, kemudian menerapkannya ke dalam dua gender barung dan penerus yang mempunyai laras berbeda yaitu slendro dan pelog nem. Penyajian dua gender dengan laras berbeda berdampak pada tantangan posisi duduk pemain, tata letak dan pithetan gender. Gumrining menitikberatkan pada interferensi gelombang bunyi antara interval gender laras slendro dan pelog nem. Gumrining telah disajikan pada: 1)”Jelajah Bunyi Nusantara” Taman Budaya Cak Durasim Jawa Timur 2021,  2) Pergelaran Virtual Nasional Bali-Dwipantara Adinatya ISI Denpasar 2021, 3) Gamelan Composers Forum 2022.

  1. UMBARAN (2022)

Umbaran merupakan komposisi yang disusun untuk Commissioning Project Kelompok Gamelan Pacifica yang berbasis di Seattle, USA. Pada komposisi ini, komponis mengeksplorasi teknik umbaran, yaitu memukul bilah-bilah gender tanpa menahan getaran bunyinya. Ketika bilah-bilah tersebut tidak ditahan bunyinya, maka akan menimbulkan getaran bunyi yang saling bertabrakan. Getaran bunyi yang saling bertabrakan menyebabkan bunyi antar bilah tidak dapat terdengar dengan jelas. Getaran bunyi bilah yang saling bertabrakan disebut gemrumbyung. Dalam tradisi, bunyi gemrumbyung cenderung dihindari karena mengindikasikan pemain gender yang memiliki teknik kurang baik. Komponis menawarkan bunyi gemrumbyung sebagai keindahan alternatif dalam ekspresi musikal gender Jawa.

  1. SRAWUNG PENGUNG (2020)

Srawung artinya saling berinteraksi, Pengung berarti bodoh. Srawung Pengung dimaknai sebagai sebuah upaya untuk saling mengenal dan saling terbuka dengan mencoba mengesampingkan kepandaian masing-masing. Pe”ngung” juga merupakan onomatope dari bunyi gaung bilah-bilah gender. Konsep srawung pengung ini digunakan komponis untuk berkenalan dengan pemusik yang mempunyai latar belakang Budaya beragam dan digunakan untuk eksperimen pra penyusunan komposisi. Srawung Pengung kali ini menghadirkan proses interaksi bunyi antara Gender Wayang Bali, Gender Barung Jawa, Calung Banyumas dan Musik Elektronik.

  1. BRAWALA (2019)

Brawala merupakan kosakata Sanskerta yang artinya saling bersahut-sahutan. Brawala merupakan interaksi antara dua obyek yang berbeda. Komposisi ini mengelola hubungan antara instrumen gender barung dan gambang, perbedaan warna bunyi antara instrumen gender yang terbuat dari perunggu dan instrumen gambang yang terbuat dari kayu menjadi sumber utama yang diolah oleh komponis. Brawala telah disajikan pada: 1) Konser “Walayagangsa” Jagongan Wagen PSBK Yogyakarta 2019, 2) Konser New Tradition:Pertunjukan Seni di Ruang New Normal TBJT Surakarta 2020, 3) October Meeting-Contemporary Music & Musicians 2021.

  1. ARUHARA (2018)

Komposisi Aruhara merupakan hasil eksplorasi dan elaborasi teknik, pola dan melodi yang ada dalam Genderan Ada-Ada Ngobong Dupa gaya Nyi Sumiyati/Bu Pringgo/Mbah Drigul. Komposisi Aruhara diorentasikan untuk disajikan oleh penggender yang ingin menampilkan dan meningkatkan virtuositasnya. Aruhara telah dipresentasikan pada: 1) Solo International Gamelan Festival 2018, 2) Yogyakarta Gamelan Festival 2018, 3) Bukan Musik Biasa 2018, 4) Pertemuan Musik Surabaya 2018.

Wahyu Thoyyib Pambayun adalah seorang komponis, pengrawit dan pengajar. Sebagai komponis, ia menyusun komposisi-komposisi baru dengan bekal pengetahuan dan praktik gamelan tradisi yang kuat. Ia melakukan riset mendalam tentang perluasan bahasa musikal gamelan Jawa. Ia menyusun musik untuk konser maupun hubungan seni lain, seperti pertunjukan wayang, tari, dan film. Pada tahun 2016, Wahyu Thoyyib bersama teman-temannya mendirikan komunitas Gamelan Kalatidha. Gamelan Kalatidha terdiri dari pengrawit yang memiliki kemampuan multi-instrumen dan mampu menyajikan repertoar tradisi serta komposisi baru. Wahyu Thoyyib bersama Gamelan Kalatidha telah tampil dalam beberapa acara, antara lain Opening Konser China Asean Culture & Art Weeks, Festival Musik Tembi, Yogyakarta Gamelan Festival, International Gamelan Festival Solo, Pekan Komponis Indonesia, October Meeting Contemporary Music and Musicians, Festival Bali Sangga Dwipantara, Bukan Musik Biasa, Pertemuan Musik Surabaya, Festival Gugus Bagong Padepokan Seni Bagong Kussudiharja Yogyakarta, Jelajah Bunyi Nusantara, Kombo: Festival of Free Improvised Music dan Gamelan Composers Forum.

Komposer:

Wahyu Thoyyib Pambayun

Pengrawit:

Nanang Bayu Aji
Harun Ismail
Laurentius Hanan Dwi Atmaja
Muh. Ainun Zibran
Tommy Yudha Prasetya
Maulana Prayogo
Ramdan Ardianto
Ni Made Ayu Dwi Sattvitri
Guruh Purbo Pramono
Dwiki Akhsan Muzaki

OnStage menghadirkan karya Agus Margiyanto : ANJASMARA

Studio Plesungan

On Stage

“ANJASMARA” oleh Agus Margiyanto

Hari dan Tanggal : Kamis, 17 Maret 2022
Waktu: Pukul 19:30 – 22:00 WIB
*dilanjutkan dengan Bincang Seniman

Tempat:
TEATER ARENA
Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta
Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan 57126 Surakarta

On Stage kesepuluh menghadirkan Anjasmara, karya Agus Margiyanto. Terinspirasi oleh karakter Anjasmara dalam Serat Damarwulan yang ditulis pada masa keruntuhan kerajaan Majapahit, karya ini akan disajikan sebagai koreografi untuk penari tunggal. Melalui perjalanan panjangnya sebagai penari, aktor dan koreografer, kali ini Agus Margiyanto akan mengajak penonton untuk menelusuri cara pandang atas keperempuanan melalui pemaknaan kembali kisah epik kuno ke waktu yang kini.

Koreografer : Agus Margiyanto @amargiyanto
Penata Musik : Wirid Nugroho @wiridnugroho
Penari : Retno Sulistyorini @ennodance
Penata Cahaya : Yonek @yonekLight

ON STAGE adalah program rutin Studio Plesungan yang menampilkan karya seni pertunjukan setiap dua bulan sekali di Teater Arena – TBJT Surakarta. ON STAGE diadakan untuk meningkatkan apresiasi publik terhadap karya-karya kontemporer melalui penyajian karya seniman terpilih dan bincang publik bersama seniman.

Untuk mencegah penyebaran COVID-19, semua penonton wajib mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Harga Tiket:
Kategori A (on the spot umum) Rp25.000;
Kategori B (on the spot pelajar) Rp20.000;
Kategori C (early booking umum) Rp20.000;
Kategori D (early booking pelajar) Rp 15.000

Kontak dan pemesanan tiket:
HP / WA: 082133229593
Atau di
https://bit.ly/3w4Ndmy

website: www.studioplesungan.org

#studioplesungan #onstage #senipertunjukan #contemporarydance #tarikontemporer #performingarts #senipertunjukan #tari #dance