NO LIMIT 2.0 (event postponed)
Selasa, 31 Maret 2020
19:30 WIB
Teater Arena – Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta
Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan 57126 Surakarta
Artist Talk
Densiel Lebang
Moderator : Melati Suryodarmo
On Stage untuk keenam kalinya akan diselenggarakan di Teater Arena – Taman Budaya Jawa Tengah, pada tanggal 31 Maret 2020. Pada kesempatan ini On Stage menghadirkan pertunjukan tari berjudul No Limit 2.0 yang merupakan karya dari koreografer independen Densiel Lebang.
No Limit 2.0 mencoba untuk menguak pengalaman tubuh di dalam budaya risiko yang bersifat fisik yang muncul akibat tegangan antara ikatan dan pemisahan; tarikan dan penolakan; kementakan untuk menguasai dan dikuasai; rintangan dan kemudahan yang terjadi di dalam mobilitas tubuh penampil, tali yang kuat dan struktur perancah – yang dapat saling melengkapi dan menemukan definisi melalui satu sama lain. Melalui hubungan antara tubuh dan material ini, Densiel mencoba membaca realitas indrawi apa yang terjadi yang mampu menguak potensi tubuh: baik kekuatan, kesanggupan, kemampuan dan daya – serta melalui sifat dari material yang digunakan menjadi katalis, dan dipercaya dapat menembus tubuh khalayak, melalui ingatan, rutinitas, sentuhan, penglihatan, asosiasi, dan nostalgia.
Densiel Prismayanti Lebang merupakan seniman lulusan Institut Kesenian Jakarta yang aktif bekerja sebagai penari dan koreografer independen sejak 2013. Sebagai seorang penari, iapernah bekerja untuk koreografer kontemporer Indonesia maupun internasional seperti Sardhono W Kusumo, Andara F. Moeis, Hartati, Judith Sanchez Ruiz dari USA, Ismaera dan Quick (MuDa) dari Jepang. Sejak 2015 ia terlibat dalam banyak lokakarya
tari/koreografi yang difasilitasi oleh para praktisi lokal dan internasional seperti Arno
(Belanda), Wardi (Malaysia), Anouk Peeters (Belgia), Ingun Bjornsgaard (Norwegia),
Antony Hamilton (Australia), Su-Wen Chi (Taiwan), Arco Renz (Belgia), Suprapto Suryodarmo (Solo), dan Benny Krisnawardi (Jakarta). Tahun 2018, ia juga mendapat kesempatan untuk bergabung dengan Shifting Workshop di Play Practice Residency di India dengan Robert M. Heyden dari Ultima Vez Dance Company. Sebagai Koreografer, karya koreografisnya antara lain, No Limit (2016), EMOLOGUE (2016), Dejavu: Choreojam IKJ with Trio Kwek-Kwek (2016), MyWay (2016), 1 (2015), Myspace (2015), Meonglikan Ahihihi (2014), AMEN (2014). Pada 2017, ia mendapat hibah dari Yayasan Kelola untuk menciptakan #NEEDMOREINTERACTION dan terpilih sebagai koreografer untuk karya “Ins and Outs” Sasikira Dance Lab dan Choreo Lab Bandung. Pada tahun 2018, dia menciptakan karya “Let’s Talk” dalam program “Lintas Media” yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta. Pada tahun yang sama ia mempresentasikan karyanya yang berjudul “Inhibition” di Salihara International Performing Arts Festival dan di PostFest yang diadakan oleh Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta, pada akhir tahun 2018 ia mempresentasikan karyanya yang berjudul “No Limit 2.0″ di Indonesian Dance Festival. Pada tahun 2019 menampilkan karya “Inhibition 2.0” di Ansan Street Art Festival South Korea dan di CabaretChairil Teater Garasi. Serta membuat karya baru yang berjudul “MISS” di Asiatri Jogjakarta.
ON STAGE adalah program rutin Studio Plesungan yang menampilkan karya seni pertunjukan setiap dua bulan sekali di teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta. ON STAGE diadakan untuk meningkatkan apresiasi publik terhadap karya-karya kontemporer melalui penyajian karya seniman terpilih dan bincang publik bersama seniman. “On Stage” dirancang juga untuk meningkatkan silaturahmi antar pekerja seni mandiri dan khalayak seni yang lebih luas.
Studio Plesungan adalah ruang nir-laba yang didirikan oleh Melati Suryodarmo pada tahun 2012 di Desa Plesungan, Karanganyar. Studio Plesungan merupakan ruang terorganisir yang menyediakan kesempatan untuk riset, proses kreatif, presentasi karya khususnya seni performan, seni rupa dan seni pertunjukan lainnya. Studio Plesungan menyediakan ruang-ruangnya untuk program workshop, kuliah terbuka, pengkajian, diskusi umum dan artist in residence. Studio Plesungan berpihak pada prinsip pengolahan kedaulatan ilmu dan ekonomi para pelaku kesenian serta peningkatan sumber daya manusia terutama di bidang penciptaan dan produk pengetahuan.