undisclosed territory#9 kembali hadir bersama 20 seniman perempuan di Studio Plesungan
Performance art sebagai salah satu genre seni rupa pertunjukan yang menggunakan tubuh sebagai medium utama, masih belum banyak dikenal dan dimaknai oleh khalayak seni mau- pun umum di Solo. Walaupun dalam sejarah seni rupa di tanah air sudah banyak pelaku seni rupa pertunjukan atau performance art, namun apresiasi yang ada masih sulit untuk berkembang dan tidak terlalu banyak peminatnya. Pada perkembangan dunia seni, khususnya seni rupa internasional, performance art sudah menjadi perhatian dalam wacana sejarah dan kritik seni yang serius sejak dekade tahun 70an. Pengaruh seni rupa pertunjukan di Eropa dan Amerika Serikat secara tidak langsung juga muncul di tahun 80an di Indonesia. Beberapa karya experimental yang tidak menyebut aksi-aksi seninya tersebut dengan istilah performance art, namun menggunakan tubuh sebagai medium utamanya, misalnya dari perupa-perupa Gerakan Seni Rupa Baru maupun dari kelompok Jeprut di Bandung, menjadi sorotan publik seni pada waktu itu.
Performance art memang berawal dari pelintasan batas antara ukuran dan aturan konven- sional pada seni rupa maupun seni pertunjukan. Para perupa, penari dan komposer menghadirkan pemikiran baru tentang tubuh dalam kaitannya dengan ruang dan waktu. Hubungan antara seluruh elemen yang terkait antara tubuh dan lingkungannya, tubuh dan dunianya, tubuh manusia dan keberadaan kemanusiaannya, dan lain sebagainya menjadi acuan berpikir dan pengembangan konteks filosofis dalam menyikapi karya seni. Dalam dunia seni rupa, performance art merupakan salah satu bentuk karya konseptual yang mana tidak merujuk pada obyek sebagai hasil akhir proses penciptaannya. Unsur “live” atau ke- hadiran dari kesatuan antara pemikiran dan tubuh pada ruang dan waktu tertentu itulah yang menjadi inti dari pemaknaan performance art.
Pada perkembangan dunia seni pertunjukan internasional saat ini, gagasan performance art banyak diadaptasikan dalam karya-karya koreografi tari maupun teater, terutama bagaimana tubuh dimaknai tidak lagi sebagai tubuh yang lain, yang memerankan tokoh atau menjadi representasi dari sebuah sosok, namun menjadi tubuh yang menjadi dirinya sendiri.
“undisclosed territory” diselenggarakan pertama kalinya pada tahun 2007 dengan motivasi untuk mengajak publik di Indonesia, khususnya di kota Solo dan sekitarnya untuk sama- sama belajar mengapresiasi dan memaknai performance art. Program yang diselenggarakan setahun sekali ini, mengundang seniman-seniman performance art dari berbagai latar be- lakang kebudayaan dan sebagian besar sudah sangat dikenal di dunia performancea art internasional. Walaupun begitu, “undisclosed territory” juga mengundang seniman muda performance art atau seniman dengan latar belakang seni yang beragam untuk berpartisi- pasi aktif dalam event ini.
Tahun ini, untuk ke sembilan kalinya, “undisclosed territory#9”, mengundang 20 seniman performance art perempuan dari 10 negara termasuk dari Indonesia. Mereka kami undang berdasarkan pilihan yang sesuai dengan tema yang kami angkat tahun ini. Ruang dalam Ru- ang, bukanlah tema yang melulu berkaitan dengan gender dan keperempuanan, namun le- bih bersifat meluas pada aspek manusia dan berbagai latar belakang pemikiran dan tingkah laku dalam kehidupannya dan lingkungan sosial, budaya dan pollitik. Kami ingin menghadirkan seniman performance art perempuan yang mana karya-karyanya tidak hanya menuyarakan isu-isu gender, namun lebih pada pemikiran yang konseptual.
“undisclosed territory#9” menawarkan para peminat performance art untuk mengikuti work- shop yang akan berlangsung selama dua hari penuh pada tanggal 11 dan 12 November 2015 dari jam 09:00 – 17:00 WIB di Studio Plesungan, yang akan menghadirkan Sakiko Ya- maoka dari Jepang dan Aor Noapawan Sirivejkul dari Thailand sebagai pemateri workshop. Workshop yang akan diberikan oleh Sakiko Yamaoka , akan mengajak pesertanya untuk memahami tubuh sosialnya, dan bagaimana tubuh performer berhubungan dengan audien- snya. Sementara Aor Nopawan akan mengajak pesertanya untuk memahami tubuh sebagai sumber dari poetic action atau aksi-aksi puitis dalam konteks performance art.
Tahun ini, “undisclosed territory#9” akan bekerja sama dengan Fakultas Senirupa dan De- sain Universitas Sebelas Maret Surakarta (FSRD UNS) untuk rangkaian kuliah terbuka yang akan diberikan pada hari Jumat tanggal 13 November dari pukul 09:30 hingga 17:00 WIB oleh Yeh tzu-Chi (Taiwan) , Snezana Golubovic (Jerman) dan perwakilan dari Bangkok Art and Culture Centre. Pada hari yang sama, malamnya kami akan melanjutkan rangkaian ku- liah terbuka di Studio Plesungan dengan Open Air Lecture, dimana akan ada diskusi dan diselingi dengan sajian lagu-lagu suara perempuan dari Megan O’Donoghue dari Solo/USA.
Pada akhir pekan awal bulan Sapar, hari Sabtu tanggal 11 dan hari Minggu 12 November 2015 dari pukul 14:00 – 22:00 WIB akan kami hadirkan karya-karya performance dari selu- ruh seniman yang berpartisipasi pada event ini. Karakteristik lokasi Studio Plesungan yang merupakan studio alam ini menjadi tempat yang unik namun juga menantang para seniman untuk beradaptasi dengan kondisi alam di areal tersebut.
Tim kerja Studio Plesungan yang terdiri dari anak muda yang aktif di bidang teater, tari dan seni rupa telah siap bekerja di lapangan dan menyambut kehadiran para seniman yang ber- partisipasi. Prinsip kerja kami adalah melayani dan memberi dan dari kerendahan hati, se- moga semua akan berjalan lancar dangan hasil yang maksimal.
Studio Plesungan adalah ruang non-profit yang terorganisir dan yang menyediakan kesem- patan untuk riset, proses kreatif, presentasi karya khususnya performance art dan bidang lain yang berkaitan dengan senirupa, sasta, tari, teater dan musik. Studio Plesungan meny- ediakan ruang-ruangnya untuk program workshop, kuliah terbuka, pengkajian, diskusi umum dan artist in residence. Studio Plesungan berpihak pada prinsip pengolahan kedaula- tan ilmu dan ekonomi para pelaku kesenian serta peningkatan sumber daya manusia teru- tama di bidang penciptaan dan produk pengetahuan.
Dengan demikian melalui program “undisclosed territory #9”, kami akan terus untuk mem- berikan waktu dan ruang untuk presentasi karya, mengembangkan pemahaman baru me- lalui dialog terbuka antara seniman dengan masyarakat dalam konteks seni performans art.
PROGRAM UT#9
WORKSHOP PERFORMANCE ART
Rabu, 11 – Kamis,12 Nov 2015
09:00 – 17:00 WIB
SAKIKO YAMAOKA (Jepang)
AOR NOPAWAN SIRIVEJKUL (Thailand)
di Studio Plesungan
KULIAH TERBUKA
Jumat, 13 Nov 2015
09:30 – 11:00 WIB TZU-CHI YEH (Taiwan)
13:30 – 17:00 WIB
SNEZANA GOLUBOVIC (Serbia/Jerman) VORACHAT VADHABUKKANA
(Bangkok Art and Culture Centre, Bangkok/Thailand)
Galeri Fakultas Senirupa dan Design Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir Sutami 36A
Kentingan, Solo
OPEN AIR LECTURE
Jumat, 13 Nov 2015 19:00 – 21:00 WIB
IRMA OPTIMIST (Finlandia) ELIN LUNDGREN (Swedia)
Menghadirkan Lagu-lagu dari MEGAN O‘DONOGHUE
di Studio Plesungan
PERFORMANCE ART
Sabtu, 14. Nov 2015 14:00 – 18:00 WIB 19:00 – 22:00 WIB
Minggu, 15. Nov 2015 15:00 – 18:00 WIB 19:00 – 22:00 WIB
di Studio Plesungan
SENIMAN PESERTA
LINA ADAM Singapore
CAHWATI Indonesia
CHU YIA CHIA Malaysia/Swedia
ADEK CEEGUK Indonesia
MA EI Myanmar
SNEZANA GOLUBOVIC Serbia/Jerman
ARSITA ISWARDHANI Indonesia
ELIN LUNDGREN Swedia
RINYAPHAT NITHIPATTARAAHNAN Thailand
IRMA OPTIMIST Finlandia
PERMATA ANDHIKA RAHARDJA Indonesia
FRANSISCA RETNO RAHARDJO Indonesia
LUNA DIAN S.A Indonesia
SAREENA SATTAPON Thailand
AOR NOPAWAN SIRIVEJKUL Thailand
IMHATAI SUWATHANASILP Thailand
METTA P. WARDHANI Indonesia
SAKIKO YAMAOKA Japan
TZU-CHI YEH Taiwan