Apophenia Orange: Gambler’s Fallacy
Apophenia Orange: Gambler’s Fallacy adalah mimpi saat demam yang sinestetik tentang sawah yang terbakar, langit yang membara, ratapan fajar, dan pepohonan yang berkobar – sebuah keanggunan yang sangat euforis, tidak masuk akal, dan menghancurkan.
—
aku berduka
kematian mendadak seekor kucing oranye,
gemerisik lembut batang padi yang tertiup angin, paduan suara lembut kesedihanku
hari sebelumnya, di dalam tidur yang tak tenang,
aku bermimpi kala demam tinggi, berjalan dalam tidur menuju matahari terbit menuju titik nyala bergaris oranye , berkicau riuh di teras.
Aku bergerak lamban dalam kabut kantuk yang terperangkap dalam butiran asap yang menyakitkan
warna jingga cerah di langit pagi memunculkan berhektar-hektar luas tanah titian dan petak-petak bunga jingga di tempat dengan sejajar, cemerlang di antara hijau pepohonan, mencerahkan pemandangan
dan lagi, pembakaran—
DUKA
seperti KEBAKARAN —
kobaran api APOPHENIC ORANGE:
— sebuah proses bertahap atas pikiran yang membakar, yang mengarah pada NERAKA
Di sudut kompleks yang tenang, di tengah pepohonan dan semak belukar, Hassan tidur nyenyak di bawah tanah gembur
tempat peristirahatannya ditandai dengan bunga oranye saat maghrib,
Saat gema warna merah larut dalam senja/debu batang padi bergoyang pada penyesalan.
Apophenia Orange: Gambler’s Fallacy is a synesthetic fever dream of burning rice fields, ember skies, dawn laments and blazing trees — a pyro-euphoric elegy, senseless and devastating.
—
I am mourning
the sudden death of an orange cat rice stalks rustle gently in the breeze a soft chorus to my grief days before in broken sleep, I dream at a fever pitch, sleepwalking into sunrise toward a flash point of an orange stripling, chirping brightly on the porch.
I move sluggishly in a soporific haze caught in the grain of an aching fog
the ardent orange of the morning sky conjures vast acres of titian soil and swathes of orange flowers in a parallel zone, brilliant against the errant green of trees, igniting the landscape
and again, the burning —
GRIEF
like WILDFIRE —
a blaze of APOPHENIC ORANGE:
— a process of SERIAL THOUGHT COMBUSTION that leads to a whirling INFERNO
in a quiet corner of the compound, amidst the trees and shrubs, Hassan sleeps gently beneath the loose earth
his resting place marked by an orange flower at maghrib,
as echoes of red dissolve into dusk/dust rice stalks sway in soft regret
Bagi XUE, berkesenian menjadi cara untuk merenungkan kerugian yang tercampakkan dari percepatan kemajuan masyarakat. Praktiknya menjadi refleksi berkelanjutan atas kehilangan, kerentanan, dan ketidakkekalan dalam dunia yang bergerak cepat. Dalam kekaryaannya, XUE menyinari apa yang berharga baginya — yang bersifat fana dan sementara. XUE menari di antara ambang batas antara otomatisme dan niat karsa — menyelaraskan penumpukan niatan subjektif, sensasi puitik yang berperan secara afektif disusun untuk menggerakkan lawan bicara menuju impian atas kenyataan baru yang radikal.
XUE telah tampil di The Online New York Butoh Institute Festival (2020), The Online Queer Butoh Festival (2021), dan tampil langsung di New York dalam Queer Butoh Festival (2022) yang dipersembahkan oleh Vangeline Theater/New York Butoh Institute, serta karya semi-improvisasi ‘Tsujikaze’ yang menjadi bagian dari program The SAINOUSPACE Stage di Singapura. Pada tahun 2021, Xue diberi kesempatan untuk membagikan penelitiannya melalui karya performans berdurasi ‘SLEEPWALKERS’ di Dance Nucleus’s Scope #11 dan berpartisipasi dalam Dance Nucleus’s Vector #4 (2023) dengan karya ‘Apophenia Oranye’ yang dibuat di Yogyakarta. Xue saat ini belajar butoh di bawah bimbingan Vangeline (NYC, Vangeline Theater/New York Butoh Institute) dan Emiko Agatsuma (JP, AGAXART).
XUE makes art in memoriam of the forgotten casualties of an accelerated society. Their practice is a persistent reflection on loss, fragility and impermanence in a world that is quick to move on. Through performance-making XUE illuminates what is precious to them — the fleeting and transitory. XUE dances between thresholds of automatism and intention — tuning inflections of subjective intensities, orchestrating poetic sensation as an affective agent for moving interlocutors towards dreams of radical new realities.
XUE has been featured in The Online New York Butoh Institute Festival (2020) and The Online Queer Butoh Festival (2021) and performed live in New York City for the Queer Butoh Festival (2022) presented by Vangeline Theater/New York Butoh Institute and most recently a semi-improvisational work ‘Tsujikaze’ with singing bowls as part of The SAINOUSPACE Stage program in Singapore. In 2021, Xue was also given the opportunity to share their research on their durational performance work ‘SLEEPWALKERS’ at Dance Nucleus’s Scope #11 and is a participating artist in Dance Nucleus’s Vector #4 (2023) with a recent work made in Yogyakarta ‘Apophenia Orange’. Xue is currently learning butoh under the guidance of Vangeline (NYC, Vangeline Theater/New York Butoh Institute) and Emiko Agatsuma (JP, AGAXART).