Yezyuruni Forinti

ON STAGE
10 Maret 2021

19:30 WIB

Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah

Jl. Ir Sutami 57, Kentingan 57126 Surakarta

__________________

DADALAR

oleh YEZYURUNI FORINTI 

___________________________

Dadalar merupakan karya tari yang lahir dari kepekaan Yezyuruni Forinti terhadap fenomena afeksi dalam kehidupan sosial sehari-hari. Afeksi, sebagai bentuk rasa kasih sayang, perhatian, kepedulian, dan cinta, adalah bagian dari pengalaman emosional manusia yang paling mendasar—sering kali lembut, namun memiliki dampak yang kuat dan mendalam. Melalui karya ini, Yezyuruni mengeksplorasi bagaimana afeksi tumbuh, dirasakan, dan dibagikan, terutama dalam konteks individu yang mengalami keterasingan emosional maupun sosial.

Inspirasi karya ini tidak hanya datang dari pengamatan atas relasi sosial yang rapuh dan terputus, tetapi juga dari nilai-nilai spiritual yang menekankan pentingnya empati. Kutipan dari Injil Matius 22:39, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” menjadi landasan reflektif dalam proses penciptaan Dadalar—sebuah ajakan untuk kembali mengenali sisi manusiawi kita melalui kasih dan kepedulian antar sesama.

Dengan pendekatan tubuh yang intuitif dan kontemplatif, Dadalar menciptakan ruang gerak yang mengundang penonton untuk ikut merasakan dinamika emosional yang sering kali tak terucapkan. Tubuh-tubuh penari dalam karya ini menjadi medium komunikasi yang membawa pengalaman afektif dari yang personal menuju yang kolektif.

Durasi: 30 menit

Koreografi: Yezyuruni Forinti
Penari: Trisya Novita Lolorie, Yezyuruni Forinti
Penata Musik: Panji Pramayana
Tata Cahaya: Yunianto Dwi Nugroho
Pemandu Bincang Seni : Willis Rengganis

ON STAGE

10 Maret 2021

19:30 WIB

Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah

Jl. Ir Sutami 57, Kentingan 57126 Surakarta

____________________

DADALAR

by YEZYURUNI FORINTI

______________________

Dadalar is a choreographic work born out of Yezyuruni Forinti’s deep sensitivity to the phenomenon of affection within everyday social life. Affection—expressed through acts of love, care, empathy, and tenderness—is a fundamental emotional experience that shapes our humanity. Often soft and understated, it nonetheless carries immense emotional weight. In this work, Yezyuruni explores how affection emerges, is experienced, and shared—especially among individuals facing emotional or social alienation.

The work draws inspiration not only from encounters with those who live in emotional solitude but also from a spiritual teaching that resonates deeply with the artist’s personal reflection: “Love your neighbor as yourself” (Gospel of Matthew 22:39). This passage serves as a conceptual and emotional foundation for Dadalar, inviting us to reconsider our capacity for empathy and to reconnect with our shared humanity.

Through an intuitive and contemplative physical vocabulary, Dadalar creates a space where unspoken emotions can surface. The dancers’ bodies become vessels of expression, channeling the personal into the collective, offering the audience a chance to feel the quiet intensity of emotional connection and care.

Duration: 30 minutes

Choreography: Yezyuruni Forinti
Dancers: Trisya Novita Lolorie, Yezyuruni Forinti
Music Composition: Panji Pramayana
Lighting Design: Yunianto Dwi Nugroho
Artist Talk Moderation : Willis Rengganis

Yezyuruni Forinti (biasa disapa Uny) lahir pada tahun 1999 di Jailolo, Halmahera Barat, dan saat ini tinggal serta berkarya di Surakarta. Perjalanan Uny di dunia tari dimulai pada tahun 2015 melalui pertemuannya dengan koreografer Eko Supriyanto, yang membawanya terlibat dalam karya Balabala. Bersama karya tersebut, Uny telah tampil di berbagai festival internasional di Australia, Asia, dan Eropa—sebuah pengalaman penting yang memperluas cakrawala estetik dan kulturalnya.

Sejak tahun 2017, Uny menempuh pendidikan formal di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, jurusan Seni Tari. Baginya, koreografi adalah medium untuk menyampaikan rasa dan gagasan, tempat di mana tubuh menjadi bahasa dan emosi menjadi pesan. Melalui praktik artistiknya, Uny menaruh perhatian pada tema-tema kemanusiaan, relasi sosial, dan keberagaman pengalaman hidup manusia.

Ia telah terlibat dalam berbagai produksi seni dan berkolaborasi dengan sejumlah seniman terkemuka seperti Eko Supriyanto, Melati Suryodarmo, Kurniadi Ilham, Retno Sulistyorini, Ari Rudenko, dan Ferry Cahyo Nugroho. Setiap proses yang dilalui memperkaya pendekatan artistiknya dalam memahami tubuh dan gerak sebagai ruang pencarian makna.

Yezyuruni Forinti, affectionately known as Uny, was born in 1999 in Jailolo, West Halmahera, and currently lives and works in Surakarta. Her journey into dance began in 2015 when she met renowned choreographer Eko Supriyanto. She was invited to join the production of Balabala, a pivotal moment that led her to perform in numerous international festivals across Australia, Asia, and Europe—broadening her artistic perspective and sensibilities.

In 2017, Uny began her formal studies in dance at the Indonesian Institute of the Arts (ISI) in Surakarta. For her, choreography is a means of expressing feelings and ideas—where the body becomes language and emotion becomes message. Her artistic practice focuses on raising awareness of the diverse dimensions of human life and the importance of empathy within it.

Uny has worked in a range of performance projects and has collaborated with several distinguished artists including Eko Supriyanto, Melati Suryodarmo, Kurniadi Ilham, Retno Sulistyorini, Ari Rudenko, and Ferry Cahyo Nugroho. These experiences have shaped her unique approach to dance as a space for emotional inquiry and shared reflection.