Dimas Eka Prasinggih

“Nol”

Dimas Eka Prasinggih

Durasi   : 60 menit

Musik   : Hanom Satriyo

 

Karya “nol” terinspirasi dari telur-telur paskah sebagai simbol dalam perayaan hari raya paskah. Penggunaan telur yang juga sangat dekat pada ritus-ritus di Indonesia menempatkan telur memiliki posisi khusus. Karya ini memaknai telur sebagai sebagai benih kehidupan juga sebagai awal dan akhir. Telur sebagai simbol benih kehidupan, serta awal dan akhir adalah bagaimana perjalan manusia berprilaku dalam kehidupannya. Keseimbangan adalah hal utama bagaimana manusia dapat berjalan selaras dengan alam semesta, perjalanan-perjalanan yang di biaskan awal dan akhir merupakan titik pencapaian nol.