Sineenadh Keitprapai

The Cowbell and the Invisible

Lonceng Sapi dan Yang tak Terlihat

Di tengah kabut yang semakin gelap, pandangan kabur, dan tekanan yang menyesakkan.. kami masih terus bergerak.

Dengan apa kita bergerak? Apakah kita bergerak sendirian? Atau kita hanya menjadi dalang dari kebiasaan kita? Sepertinya kita hanya melayang berulang-ulang mengikuti ritme yang teratur dan melupakan suara kita sendiri dan hal-hal yang tidak terlihat.

Terinspirasi oleh gerakan anak muda dan masyarakat sekitar, pertunjukan ini akan mengeksplorasi interaksi antara tubuh, suara, alam bawah sadar, dan hal-hal tak kasat mata dalam transisi menjadi sesuatu yang lain.

The Cowbell and the Invisible

In the midst of darkening haze, blurred vision, and suffocating pressure.. we are still moving.

What do we move with? Is it by ourselves that we move? Or we’re just puppeteered by what we become used to? It seems we are just floating repetitively to an orchestrated rhythm and forgetting our own voices and the invisible.

Inspired by the youth’s movements and the state of the surrounding society, the performance will explore the interactions between the body, sound, the subconscious, and the invisible in the transition to becoming something else.

Sineenadh adalah seorang aktor, sutradara, seniman performans, praktisi Butoh, dan pengajar seni pertunjukan. Karyanya menggunakan berbagai teknik dan gaya, antara lain teater, pertunjukan berbasis gerakan, teater fisik, perancangan performans, dan Butoh. Sebagian besar karyanya mengeksplorasi dan mencerminkan isu-isu perempuan, tubuh perempuan, dan persoalan sosial. Pada tahun 2008, ia menerima Silpathorn Award dalam seni pertunjukan. Sineenadh saat ini menjadi direktur artistik Crescent Moon Theatre. Ia menjadi dosen tamu bidang akting dan seni pertunjukan di beberapa universitas. Saat ini, ia tertarik pada pembelajaran, pendidikan dan laku praktik mandiri tentang gerak dengan alam dan praktis spiritual.

Karyanya di tahun 2022 “Women Ghost Dancing” dibawakan di Bandung Isola Performing Art Festival 2022 (BIPAF) dan “Body Earth and the Alchemy” di BTF 2022.Pada tahun 2023, ia membawakan “The Whisper” di ‘Why is the River Laughing’ yang mana proyek ini mengadakan pameran, lokakarya, dan pertunjukan bersitus spesifik, dengan seniman lokal dan internasional, peneliti, mahasiswa, anggota komunitas, dan publik lokal di So Heng Tai Mansion, yang mana proyek ini merupakan bagian dari Bangkok Design Week 2023. Ia membawakan “Aging Bones” di Bangkok Theatre Festival 2023 sebagai pementasan terbarunya.

Sineenadh is an actor, director, performance maker, Butoh practitioner and performing arts teacher. Her work employs various techniques and styles, including theatre, movement-based performance, physical theatre, devising performance, and Butoh. Most of her works explore and reflect women’s issues, women’s bodies, and social concerns. In 2008, she received Silpathorn Award in performing arts. Sineenadh is currently artistic director of Crescent Moon Theatre.  She is a guest lecturer about acting and performing art at several universities. Now she is interesting about self-learning, self-education and doing self-practice about moving with nature and spiritual practice.

Her work in 2022 was “Women Ghost Dancing” performed in Bandung Isola Performing Art Festival 2022 (BIPAF) and “Body Earth and the Alchemy” performed in BTF 2022. In 2023, she performed “The Whisper” in ‘Why is the River Laughing’ which was the project had exhibition, workshop, and site specific performance, with local and international artists, researchers, students, community members, and public participants at So Heng Tai Mansion, which this project was part of Bangkok Design Week 2023. Latest she performed “Aging Bones” in Bangkok Theatre Festival 2023.