Performance Art

Dimas Eka Prasinggih

“Nol”

Dimas Eka Prasinggih

Durasi   : 60 menit

Musik   : Hanom Satriyo

 

Karya “nol” terinspirasi dari telur-telur paskah sebagai simbol dalam perayaan hari raya paskah. Penggunaan telur yang juga sangat dekat pada ritus-ritus di Indonesia menempatkan telur memiliki posisi khusus. Karya ini memaknai telur sebagai sebagai benih kehidupan juga sebagai awal dan akhir. Telur sebagai simbol benih kehidupan, serta awal dan akhir adalah bagaimana perjalan manusia berprilaku dalam kehidupannya. Keseimbangan adalah hal utama bagaimana manusia dapat berjalan selaras dengan alam semesta, perjalanan-perjalanan yang di biaskan awal dan akhir merupakan titik pencapaian nol.

Yezyuruni Forinti

Hold

Yezyuruni Forinti

Durasi : 60 menit

Rasa lega merupakan rasa yang sangat menyenangkan, namun sulit dihadirkan. Manusia membutuhkan usaha dan berani menghadapi resiko untuk mencapai  tujuannya. Dalam Hold, jerami mewakilkan  upaya manusia untuk mencapai tujuannya dengan usaha. Upaya menahan sebagai salah satu bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang akhirnya menghasilkan rasa lega. Menahan apapun itu, ketika kita mampu melakukannya, maka di penghujung akan hadir sebuah kelegaan dari tujuan yang tercapai.

Suntoro Aji Nugroho

“Setagen”

Suntoro Aji Nugroho

Durasi   : 60 menit

Setagen merupakan ikat pinggang yang terbuat dari tenunan kain panjang. Setagen sering digunakan masyarakat tradisional wilayah Jawa dan Bali. Fungsi setagen untuk mengikat bagian pinggang dan membentuk postur tubuh, terutama bagi wanita setelah melahirkan untuk membentuk kembali postur pinggang seperti semula. Ikatan dari setagen diinterpretasikan sebagai ikatan alam dan manusia, dimana ikatan ini menjadi jalur berbagi kasih antar keduanya.

Megatruh Banyu Mili

“Sowan /  go home”

Megatruh Banyu Mili

 

Durasi   : 40 Menit

Sowan dalam bahasa Jawa memiliki arti berkunjung. Sowan lebih ditujukan untuk berkunjung atau menghadap kepada seseorang yang kedudukannya lebih tinggi atau lebih dihormati. Pada peristiwa Sowan, tamu yang hadir notabene berharap tempat yang dikunjungi juga menjadi rumahnya atau menjadi bagian darinya sehingga terasa seperti pulang. Dalam karya ini sowan dan pulang yang dituju adalah alam sebagai rumah bagi kehidupan.

Achri Hendratno

“Timbal Balik“

Achri Hendratno

Durasi: 120 menit

 

Siapa yang menanam akan menuai, Hal tersebut kerap terjadi di setiap fase kehidupan mahkluk. Saya merujuk pada  sebuah pemahaman bahwa karma adalah hukum sebab akibat yang berlaku pada setiap mahluk dibumi. Tidak ada mahkluk yang bisa menghindar dari karma dan juga tidak pernah tahu porsi karma yang diperoleh. Sebagai mahkluk manusia, kita adalah pewaris dari perbuatan kita sendiri, terlahir dari perbuatan kita sendiri dan berkerabat dengan perbuatan kita sendiri. Baik atau pun buruk perbuatan kita, perbuatan itulah yang kita warisi.

Dalam performans ini,  batu karang merupakan perwakilan elemen yang kokoh, tetap tegak walaupun di terjang ombak bahkan dapat menentramkan amarah-amarah ombak. Kursi dimaknakan sebagai sebuah kendaran yang menghantarkan antara tubuh dengan elemen kokoh.

Saya terinspirasi oleh karya performans Boris Nieslony, Alastair MacLennan dan Jason Lim setelah mengikuti workshop mereka untuk aksi performans serupa dengan upaya menghadirkan pemaknan baru berdasarkan pemahaman tentang karma.

Dani Setiyawan Budiman

“Buruh Tubuh”

Dani Setiyawan Budiman

Durasi : 60 menit

Ziarah alam kembali menghadirkan memori-memori tentang hubungan antara nenek dan saya. Memori-memori tersebut mengajak saya untuk memaknakan batu karang dan daun kelapa kering sebagai ingatan atas jejak tubuh saya dan goresan goresan pristiwa eksploitasi tubuh saya dalam berkesenian.

undisclosed territory #12

UNDISCLOSED TERRITORY #12

8 – 11 NOVEMBER 2020

PACITAN

 

Undisclosed Territory #12

Special Project

PILGRIM – Ziarah Alam

Pilgrim atau Ziarah Alam adalah program yang dirancang untuk memberi ruang dan waktu kepada para peserta dengan tujuan untuk mengembalikan kesadaran atas hakikat tubuh dan jiwa melalui pendekatan diri kepada alam.

Dengan melakukan aktifitas fisik dan mental, peserta diajak untuk menerapkan beberapa pelatihan yang berfokus pada dialog antara tubuh dan alam. Dialog tersebut dilakukan melalui  berbagai eksplorasi oleh masing-masing individu maupun kelompok dan mengambil lokasi di alam terbuka. Pada saat melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, tubuh didekatkan pada kuasa alam semesta dan yang paling esensial. Tubuh manusia yang terbiasa dengan pola hidup dan budaya terstruktur dihadapkan pada kondisi alam yang mendasar namun memiliki kekuatan yang sangat besar.

Mengambil pengalaman dari metode-metode ziarah alam yang saya lakukan pada jangka waktu tertentu, saya mengajak rekan-rekan seniman muda dengan latar belakang tari dan seni rupa untuk melakukan ziarah alam bersama selama empat hari berturut-turut di Desa Sambi Sendang, Donorojo, Pacitan.

Beberapa metode ziarah alam yang kami lakukan diantaranya meditasi, Vipassana, latihan nafas, TaiChi, latihan gerak bebas, berendam di air, dan berjalan mendaki bukit.

Semua peserta juga diajak berdiskusi tentang pengalaman-pengalaman yang dicerap, dan hal-hal apa saja yang muncul secara spontan pada pikiran dan rasa  mereka setelah melakukan ziarah alam.

Sebagai manusia yang bergerak di bidang kreasi seni yang mengutamakan tubuh sebagai medium utamanya, melakukan ziarah alam bisa membantu untuk menyegarkan gagasan atau memunculkan ide-ide penciptaan yang sifatnya sangat pribadi dan spontan. Selain itu, dialog dengan alam tersebut, bisa mengaktifkan kesadaran atas keseimbangan hidup dan refleksi atas apa yang telah dilampaui.

Dari penguraian dan saling berbagi pengalaman tersebut, peserta diajak untuk melakukan aksi-aksi performans sesuai dengan pencerapan masing-masing. Aksi perfomans dilakukan di alam terbuka sebagai situs spesifiknya.

Belajar dari kepercayaan bahwa alam mampu memberi dan menerima energi kepada dan dari manusia, Pilgrim – Ziarah Alam ini menawarkan cara untuk para kreator seni yang ingin mengembalikan dirinya melalui dialog dengan alam.

Undisclosed Territory  merupakan program seni performans yang saya gagas sejak tahun 2007. Undisclosed Territory #12 yang seharusnya diadakan pada tahun ini, namun disebabkan oleh kondisi pandemi, terpaksa dialihkan ke dalam bentuk program yang bersifat lebih sederhana. Pilgrim merupakan program khusus sebagai alihan dari Undisclosed Territory #12.

Melati Suryodarmo

____

Pilgrim (Nature Pilgrimage) is a program designed to provide space and time to participants which aims to restore our awareness on the presence of body and soul through self-approach to natural environment. By doing physical and mental activities, participants are invited to implement several trainings that focus on the dialogue between the body and nature. The dialogue is carried out through various explorations by individuals and groups and takes place in the open environment. Doing these activities, the body is brought closer to the power of the universe and its most essential being. The human body that is accustomed to a structured lifestyle and culture is confronted with basic natural conditions but provides enormous power.

Taking experience from the natural pilgrimage methods that I do over a certain period of time, I invite fellow young artists with dance and fine arts backgrounds to make a natural pilgrimage together for four consecutive days in Sambi Sendang Village, Donorojo, Pacitan.

Some of the natural pilgrimage methods that we do include meditation, Vipassana, breathing exercises, Tai Chi, free movement exercises, soaking in water, and walking uphill.

All participants are also invited to discuss about their experiences and what things which spontaneously arise in their minds and feelings after doing a nature pilgrimage.

As for artists whose works in the field of artistic creation, which prioritizes the body as the main medium, going on a natural pilgrimage can help to refresh ideas or come up with creative ideas that are very personal and spontaneous. In addition, dialogue with the nature can activate awareness of the balance of life and reflection on what has been passed.

From the unveiling and sharing of experiences, participants are invited to perform performance actions according to their respective perceptions. Action performances carried out in the open landscape as a specific site.

Learning from the belief that the nature is capable of giving and receiving energy to and from humans, Pilgrim offers a way for art creators who want to restore themselves through dialogue with nature.

Undisclosed Territory is a performance arts program that I have initiated since 2007. Undisclosed Territory #12, which was supposed to be held this year, but due to the pandemic, had to be shifted to a simpler program. Pilgrim is a special program as a replacement from Undisclosed Territory #12.

 

Melati Suryodarmo

Tim Produksi

Studio Plesungan, Karanganyar

Direktur           : Melati Suryodarmo

Administrator : Achri Hendratno

Asisten Administrator : Luna Dian S.A

 

Tim Video

Sutradara                    : Melati Suryodarmo

Penata Kamera            : A. Semali

Penyunting Gambar    : A. Semali

 

Musik              : Hanom Satriyo, Wukir Suryadi

 

 

Terimakasih kepada

Dewi Candraningrum, Effendi, Mia Maria, Saskia Warow

 

Pilgrim- Ziarah Alam diproduksi oleh

Studio Plesungan

dengan dukungan dari :

Alas Wadon Studio, Pacitan

Yayasan Cita Prasanna and Pasar Seni Ancol, Jakarta

Tim Produksi

Studio Plesungan, Karanganyar

Direktur           : Melati Suryodarmo

Administrator : Achri Hendratno

Asisten Administrator : Luna Dian S.A

 

Tim Video

Sutradara                    : Melati Suryodarmo

Penata Kamera            : A. Semali

Penyunting Gambar    : A. Semali

 

Musik              : Hanom Satriyo, Wukir Suryadi

 

 

Terimakasih kepada

Dewi Candraningrum, Effendi, Mia Maria, Saskia Warow

 

Pilgrim- Ziarah Alam diproduksi oleh

Studio Plesungan

dengan dukungan dari :

Alas Wadon Studio, Pacitan

Yayasan Cita Prasanna and Pasar Seni Ancol, Jakarta

undisclosed territory #13

UNDISCLOSED TERRITORY

16, 19, 20 FEBRUARY 2022

 

 

 

 

PERFORMING DISTANCE

undisclosed territory #13

Performance Art Laboratory (PALA) Project dan Undisclosed Territory #13 hadir dengan rangkaian program laboratorium dan presentasi karya performans.
Merespon situasi pandemi saat ini, Studio Plesungan mengundang dan mempertemukan sepuluh seniman performans dalam kerangka narasi tentang jarak, tubuh dan kesadaran yang merujuk pada lingkungan sosial, budaya dan alam. Performing Distance (Menghadirkan Jarak) merupakan tema yang diangkat untuk menelusuri kemungkinan dalam menyalurkan gagasan performatif yang muncul dari berbagai latar belakang praktik para seniman peserta. PALA Project merupakan laboratorium seni yang kali ini dilakukan secara daring dan telah berlangsung sejak 11 Desember 2021 hingga 8 Februari 2022. Selama dua bulan ini, seniman peserta melakukan proses penciptaan karya-karya performans baru yang akan ditampilkan dalam Undisclosed Territory #13, di Surakarta pada tanggal 16 Februari 2022, dan di Yogyakarta pada tanggal 19 Februari 2022.
Dikarenakan kondisi pandemi yang mengharuskan adanya pembatasan, penonton bisa datang hanya dalam jumlah yang sangat terbatas. Walaupun demikian, karya-karya mereka juga bisa disaksikan melalui siaran langsung dari kanal Youtube Studio Plesungan.
Sebagai penutup rangkaian program ini, Bincang Seni akan diadakan pada tanggal 20 Februari 2022, dengan menghadirkan perbincangan bersama sepuluh seniman peserta tentang proses penciptaan karya-karya mereka. Acara ini terbuka secara daring dan bisa disaksikan tayang langsung di kanal Youtube.

PALA Project dan Undisclosed Territory #13 menampilkan karya-karya performans dari
Fitri Setyaningsih, Densiel Prisma Y Lebang, Abdi Karya, Arsita Iswardhani, Flourish Sekarjati, I Made Yogi Sugiartha, Monica Hapsari, Gilang Anom Manapu Manik, Syska La Veggie, Ragil Dwi Putra.

Performance Art Laboratory Project (PALA Project) adalah program rutin, yang diselenggarakan sejak tahun 2007. Program ini ditujukan untuk menyediakan ruang riset kreatif dan profesional serta sarana perkembangan bagi seniman yang menggunakan tubuh sebagai wahana utama berkaryanya. PALA Project menciptakan kerangka laboratorium yang leluasa, dan terbuka untuk mengembangkan, menantang, dan mendukung pemajuan praktik seni performans dengan memfasilitasi seniman untuk menjelajahi gagasan dan pemahaman atas pengaruh keragaman kondisi sosial, politik dan budaya terhadap penciptaan karya seni performansnya. Dalam laboratorium seni ini, terjadi proses pertukaran praktik dengan melakukan pemahaman interkultural, presepsi filosofis, serta pendekatan teknis dan metodologis.

Undisclosed Territory merupakan event internasional yang diadakan untuk memperkuat platform seni performans dan mengembangkan wacana tentangnya dalam skala yang dinamis. Program ini juga menyediakan ruang dan waktu kepada seniman untuk berinteraksi dengan publik. Melalui aktivitas ini, Undisclosed Territory bertujuan untuk membuka lapisan pemahaman baru tentang seni performans dari berbagai perspektif, latar belakang sejarah, serta pengaruh dan proses artistik yang berhubungan dengan konteks sosio-kultural. „undisclosed territory“ menjangkau keterbukaan batas-batas dan mempertemukan ruang-ruang antara seni performans, seni rupa, dan seni pertunjukan dengan fokus pada praktik dan presentasi karya-karya, baik dari seniman muda berkembang dan seniman yang sudah cukup lama berkecimpung dalam bidang seni performans.

Studio Plesungan adalah ruang non-profit yang terorganisir dan yang menyediakan kesempatan untuk riset, proses kreatif, presentasi karya khususnya performance art dan bidang lain yang berkaitan dengan senirupa, sasta, tari, teater dan musik. Studio Plesungan menyediakan ruang-ruangnya untuk program workshop, kuliah terbuka, pengkajian, diskusi umum dan artist in residence. Studio Plesungan berpihak pada prinsip pengolahan kedaulatan ilmu dan ekonomi para pelaku kesenian serta peningkatan sumber daya manusia terutama di bidang penciptaan dan produk pengetahuan.

PALA Project and Undisclosed Territory #13 –“Performing Distance” didukung oleh Kantor Luar Negeri Federal Jerman, Goethe Institut dan mitra lainnya melalui International Relief Fund 2021 untuk organisasi Pendidikan dan Kebudayaan.

Terima kasih
Salam budaya

 

undisclosed territory #13

Responding to the pandemic situation, Studio Plesungan aims to connect performance artists within the narration of distance, body, and awareness in relations to our natural environment. In the Performance Art Laboratory (PALA) Project and Undisclosed Territory #13, “Performing Distance” entitling our gaze to seek possibilities in developing performance works. The online laboratory which has happened from December 11th , 2021 until February 8th, 2022 has given a lot of opportunities for the participants for a broaden dialogues and contextual exchange. During the last two months, participating artists have developed ten new works which will be presented in Undisclosed Territory #13 on February 16th, 2022, in Surakarta and on February 19th, 2022 in Yogyakarta. Due to the restriction for visitors during the pandemic, only limited numbers of public may witness their live performances on site. Nevertheless, you may virtually witness through our live streaming platform on Youtube channel.

As the closing event, we will live stream our Artist Talk program with all of the participating  artists on February 20th, 2022 at 07:00 PM ICT which you may join in our Zoom platform as well as from Studio Plesungan’s Youtube channel.

PALA Project and Undisclosed Territory #13 – “Performing Distance” is funded by International Relief Fund for organization for Culture and Education 2021 of the German Federal Foreign Office, the Goethe-Institut and other partners

Undisclosed Territory #13 – PERFORMING DISTANCE

Performance Art Event

Jadwal On Site & Live Streaming

Performans dapat disaksikan melalui kanal YouTube Studio Plesungan atau secara langsung:

Solo

Performance Art

Rabu, 16 Februari 2022 pukul 11:00 – 22:30 WIB

Di Galeri Seni Rupa – Taman Budaya Jawa Tengah Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan, 57126 Surakarta

11:00 – 12:00   Ragil Dwi Putra

13:00 – 14:00  I Made Yogi Sugiartha

16:00 – 18:00  Densiel Lebang

19:00 – 20:00  Flourish Sekarjati

20:30 – 21:30  Syska La Veggie

22:00 – 23:00  Monika Hapsari x Gilang Anom Manupu Manik

 

Yogyakarta

Performance Art

Sabtu, 19 Februari 2022  pukul 14:00-20:00 WIB

Di Ada Sarang – Kompleks Sarang Building #1 Jl. Kalipakis, Ambarbinangun, Tirtonirmolo, Bantul, Yogyakarta

13:00 – 14:00  Abdi Karya (sesi 1)

15:00 – 18:00  Arsita Iswardhani

19:30 – 20:00  Fitri Setyaningsih

20:30 – 21:30  Abdi Karya (Sesi 2)

 

Bincang Seni

Minggu, 20 Februari 2022 pukul 19:00 – 21:00 WIB

Zoom / Kanal Youtube Studio Plesungan

Masuk Zoom dengan Registrasi di sini  dan siaran langsung di kanal YouTube Studio Plesungan

 

Performance Art Event

On Site & Live Streaming Schedule

Performans dapat disaksikan melalui kanal YouTube Studio Plesungan atau secara langsung:

 

Solo

Wednesday, February 16th, 2022 from 11:00 AM to 11 PM ICT.

At Galeri Seni Rupa – Taman Budaya Jawa Tengah Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan, 57126 Surakarta

11:00 AM  – 12:00 PM ICT   Ragil Dwi Putra

01:00 PM – 02:00 PM ICT  I Made Yogi Sugiartha

04:00 PM – 06:00 PM ICT Densiel Lebang

07:00 PM – 08:00 PM ICT  Flourish Sekarjati

08:30 PM – 09:30 PM ICT  Syska La Veggie

10:00 PM – 11:00 PM ICT  Monika Hapsari x Gilang Anom Manupu Manik

 

Yogyakarta

Saturday, February 19th, 2022 from 02:00 PM to 09:30 PM ICT

At  Ada Sarang – Kompleks Sarang Building #1 Jl. Kalipakis, Ambarbinangun, Tirtonirmolo, Bantul, Yogyakarta

11:00 AM – 02:00 PM ICT  Abdi Karya (sesi 1)

03:00 AM – 06:00 PM ICT  Arsita Iswardhani

07:30 AM – 08:00 PM ICT  Fitri Setyaningsih

08:30 AM – 09:30 PM ICT  Abdi Karya (Sesi 2)

 

Artist Talk

Sunday, February 20th, 2022

07:00 PM – 09:00 PM ICT with all participating artists.

On Zoom by Registration here  and online streaming on YouTube Studio Plesungan

Facilitator and Curator : Melati Suryodarmo

Project Manager : Achri Hendratno
Coordinator for Logistic : Luna Diann S.A
Coordinator for Communication and LO : Razan Wirjosandjojo

Coordinator for Live Streaming and Director of Photography: Hananta W Kusuma
Live Streaminng Team :
Sigit Prasetyo , Luqman Dzaki Samhari, Bhayu Suksmamurti, Dwi Agung Purwanto, Jwala Candra Gita Kosala
Video Editor : A.Semali
Photographer: Angga

Venue Coordinator : Zanudhimas Safrudin
Technical Manager : Yunianto Dwi Nugroho
Set Manager : Ali Makssum

Sound Technician: Iwan Darmawan Karak

LO : Dani S Budiman, Sekar Tri Kusuma, Anasstasya Verina, Sulaiman, Suntoro Aji Nugroho, Fansty, Rizky, Mekratingrum Hapsari

PALA Project and Undisclosed Territory #13 – “Performing Distance” is funded by International Relief Fund for organization for Culture and Education 2021 of the German Federal Foreign Office, the Goethe-Institut and other partners

    

For the performance space in Yogyakarta, we collaborate with Ada Sarang

Studio Plesungan

 

Equinox x Equinox

Studio Plesungan present an open source performance art event to join a global initiative for a day of public actions for freedom and democracy.

Saturday, 20th of March 2021 at 12:00 – 13:00 PM

at Studio Plesungan

Participants:

ACHRI HENDRATNO
BANGKIT
DANI S BUDIMAN
DIMAS EKA PRASINGGIH
EYI LESAR
HASYIM
LUNA DIAN S.A
OGIK
MEKRATINGRUM HAPSARI
MELATI SURYODARMO
SEKAR TRI KUSUMA
SULAIMAN

The event is in a collective initiative with SAME DIFFERENT: Equinox x Equinox, PAERCHE and BBeyond

 

Performance Art

IF WE WERE XYZ

by

MELATI SURYODARMO

with Jessika Keeney and Anthonius Oki Wiriadjaja
Thu 17 Oct 2019

3 – 6 p.m.

Fri 18 Oct 2019

5 – 8 p.m.

Asia Society
725 Park Avenue
New York, NY 10021

 

ARTIST TALK

BODY AS CONTAINER
Tue 15 Oct 2019

6:30 – 8 p.m.

Asia Society
725 Park Avenue
New York, NY 10021.

One of Asia’s most important contemporary artists, Melati Suryodarmo, has been creating powerful, immersive performance work for nearly twenty-five years. She premieres a durational performance, entitled IF WE WERE XYZ at Asia Society Museum. In this new work, she explores dreams—both in the sense of the subconscious experiences we have while sleeping and the conscious aspirations we have when awake. Drawing upon Javanese mysticism, the artist’s own dreams documented in a self-devised sleep laboratory, and other sources, Suryodarmo’s intensive research process leads to a visceral three-hour performance. IF WE WERE XYZ will feature a live journeying through a powerful dreamscape; Suryodarmo collaborated with technologist Antonius Oki Wiriadjaja to decipher dreams collected in her sleep laboratory which inspired the compositions vocalist/composer Jessika Kenney has created for the piece.

Entry with museum admission and permitted at any point during the three-hour performance. Space limited.

This performance also occurs on Friday, October 18 from 5–8 p.m.

On Tuesday, October 15, Suryodarmo discusses her artistic practice, developed over 25 years and influenced by Javanese meditation, Japanese butoh, and study of performance art with Marina Abramović, in the artist talk Body As Container.

Concept and performance: Melati Suryodarmo
Music: Jessika Kenney
Technologist and interactive systems design: Antonius Oki Wiriadjaja

Suryodarmo’s performances are part of Asia Society’s Creative Common Ground, an initiative focused on the commissioning of interdisciplinary works that bring together artists and talents from different disciplines. Creative Common Ground is supported in part by a three-year grant from The Andrew W. Mellon Foundation.