undisclosed territory

Yezyuruni Forinti

Hold

Yezyuruni Forinti

Durasi : 60 menit

Rasa lega merupakan rasa yang sangat menyenangkan, namun sulit dihadirkan. Manusia membutuhkan usaha dan berani menghadapi resiko untuk mencapai  tujuannya. Dalam Hold, jerami mewakilkan  upaya manusia untuk mencapai tujuannya dengan usaha. Upaya menahan sebagai salah satu bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang akhirnya menghasilkan rasa lega. Menahan apapun itu, ketika kita mampu melakukannya, maka di penghujung akan hadir sebuah kelegaan dari tujuan yang tercapai.

Suntoro Aji Nugroho

“Setagen”

Suntoro Aji Nugroho

Durasi   : 60 menit

Setagen merupakan ikat pinggang yang terbuat dari tenunan kain panjang. Setagen sering digunakan masyarakat tradisional wilayah Jawa dan Bali. Fungsi setagen untuk mengikat bagian pinggang dan membentuk postur tubuh, terutama bagi wanita setelah melahirkan untuk membentuk kembali postur pinggang seperti semula. Ikatan dari setagen diinterpretasikan sebagai ikatan alam dan manusia, dimana ikatan ini menjadi jalur berbagi kasih antar keduanya.

Megatruh Banyu Mili

“Sowan /  go home”

Megatruh Banyu Mili

 

Durasi   : 40 Menit

Sowan dalam bahasa Jawa memiliki arti berkunjung. Sowan lebih ditujukan untuk berkunjung atau menghadap kepada seseorang yang kedudukannya lebih tinggi atau lebih dihormati. Pada peristiwa Sowan, tamu yang hadir notabene berharap tempat yang dikunjungi juga menjadi rumahnya atau menjadi bagian darinya sehingga terasa seperti pulang. Dalam karya ini sowan dan pulang yang dituju adalah alam sebagai rumah bagi kehidupan.

Achri Hendratno

“Timbal Balik“

Achri Hendratno

Durasi: 120 menit

 

Siapa yang menanam akan menuai, Hal tersebut kerap terjadi di setiap fase kehidupan mahkluk. Saya merujuk pada  sebuah pemahaman bahwa karma adalah hukum sebab akibat yang berlaku pada setiap mahluk dibumi. Tidak ada mahkluk yang bisa menghindar dari karma dan juga tidak pernah tahu porsi karma yang diperoleh. Sebagai mahkluk manusia, kita adalah pewaris dari perbuatan kita sendiri, terlahir dari perbuatan kita sendiri dan berkerabat dengan perbuatan kita sendiri. Baik atau pun buruk perbuatan kita, perbuatan itulah yang kita warisi.

Dalam performans ini,  batu karang merupakan perwakilan elemen yang kokoh, tetap tegak walaupun di terjang ombak bahkan dapat menentramkan amarah-amarah ombak. Kursi dimaknakan sebagai sebuah kendaran yang menghantarkan antara tubuh dengan elemen kokoh.

Saya terinspirasi oleh karya performans Boris Nieslony, Alastair MacLennan dan Jason Lim setelah mengikuti workshop mereka untuk aksi performans serupa dengan upaya menghadirkan pemaknan baru berdasarkan pemahaman tentang karma.

Dani Setiyawan Budiman

“Buruh Tubuh”

Dani Setiyawan Budiman

Durasi : 60 menit

Ziarah alam kembali menghadirkan memori-memori tentang hubungan antara nenek dan saya. Memori-memori tersebut mengajak saya untuk memaknakan batu karang dan daun kelapa kering sebagai ingatan atas jejak tubuh saya dan goresan goresan pristiwa eksploitasi tubuh saya dalam berkesenian.

undisclosed territory #12

UNDISCLOSED TERRITORY #12

8 – 11 NOVEMBER 2020

PACITAN

 

Undisclosed Territory #12

Special Project

PILGRIM – Ziarah Alam

Pilgrim atau Ziarah Alam adalah program yang dirancang untuk memberi ruang dan waktu kepada para peserta dengan tujuan untuk mengembalikan kesadaran atas hakikat tubuh dan jiwa melalui pendekatan diri kepada alam.

Dengan melakukan aktifitas fisik dan mental, peserta diajak untuk menerapkan beberapa pelatihan yang berfokus pada dialog antara tubuh dan alam. Dialog tersebut dilakukan melalui  berbagai eksplorasi oleh masing-masing individu maupun kelompok dan mengambil lokasi di alam terbuka. Pada saat melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, tubuh didekatkan pada kuasa alam semesta dan yang paling esensial. Tubuh manusia yang terbiasa dengan pola hidup dan budaya terstruktur dihadapkan pada kondisi alam yang mendasar namun memiliki kekuatan yang sangat besar.

Mengambil pengalaman dari metode-metode ziarah alam yang saya lakukan pada jangka waktu tertentu, saya mengajak rekan-rekan seniman muda dengan latar belakang tari dan seni rupa untuk melakukan ziarah alam bersama selama empat hari berturut-turut di Desa Sambi Sendang, Donorojo, Pacitan.

Beberapa metode ziarah alam yang kami lakukan diantaranya meditasi, Vipassana, latihan nafas, TaiChi, latihan gerak bebas, berendam di air, dan berjalan mendaki bukit.

Semua peserta juga diajak berdiskusi tentang pengalaman-pengalaman yang dicerap, dan hal-hal apa saja yang muncul secara spontan pada pikiran dan rasa  mereka setelah melakukan ziarah alam.

Sebagai manusia yang bergerak di bidang kreasi seni yang mengutamakan tubuh sebagai medium utamanya, melakukan ziarah alam bisa membantu untuk menyegarkan gagasan atau memunculkan ide-ide penciptaan yang sifatnya sangat pribadi dan spontan. Selain itu, dialog dengan alam tersebut, bisa mengaktifkan kesadaran atas keseimbangan hidup dan refleksi atas apa yang telah dilampaui.

Dari penguraian dan saling berbagi pengalaman tersebut, peserta diajak untuk melakukan aksi-aksi performans sesuai dengan pencerapan masing-masing. Aksi perfomans dilakukan di alam terbuka sebagai situs spesifiknya.

Belajar dari kepercayaan bahwa alam mampu memberi dan menerima energi kepada dan dari manusia, Pilgrim – Ziarah Alam ini menawarkan cara untuk para kreator seni yang ingin mengembalikan dirinya melalui dialog dengan alam.

Undisclosed Territory  merupakan program seni performans yang saya gagas sejak tahun 2007. Undisclosed Territory #12 yang seharusnya diadakan pada tahun ini, namun disebabkan oleh kondisi pandemi, terpaksa dialihkan ke dalam bentuk program yang bersifat lebih sederhana. Pilgrim merupakan program khusus sebagai alihan dari Undisclosed Territory #12.

Melati Suryodarmo

____

Pilgrim (Nature Pilgrimage) is a program designed to provide space and time to participants which aims to restore our awareness on the presence of body and soul through self-approach to natural environment. By doing physical and mental activities, participants are invited to implement several trainings that focus on the dialogue between the body and nature. The dialogue is carried out through various explorations by individuals and groups and takes place in the open environment. Doing these activities, the body is brought closer to the power of the universe and its most essential being. The human body that is accustomed to a structured lifestyle and culture is confronted with basic natural conditions but provides enormous power.

Taking experience from the natural pilgrimage methods that I do over a certain period of time, I invite fellow young artists with dance and fine arts backgrounds to make a natural pilgrimage together for four consecutive days in Sambi Sendang Village, Donorojo, Pacitan.

Some of the natural pilgrimage methods that we do include meditation, Vipassana, breathing exercises, Tai Chi, free movement exercises, soaking in water, and walking uphill.

All participants are also invited to discuss about their experiences and what things which spontaneously arise in their minds and feelings after doing a nature pilgrimage.

As for artists whose works in the field of artistic creation, which prioritizes the body as the main medium, going on a natural pilgrimage can help to refresh ideas or come up with creative ideas that are very personal and spontaneous. In addition, dialogue with the nature can activate awareness of the balance of life and reflection on what has been passed.

From the unveiling and sharing of experiences, participants are invited to perform performance actions according to their respective perceptions. Action performances carried out in the open landscape as a specific site.

Learning from the belief that the nature is capable of giving and receiving energy to and from humans, Pilgrim offers a way for art creators who want to restore themselves through dialogue with nature.

Undisclosed Territory is a performance arts program that I have initiated since 2007. Undisclosed Territory #12, which was supposed to be held this year, but due to the pandemic, had to be shifted to a simpler program. Pilgrim is a special program as a replacement from Undisclosed Territory #12.

 

Melati Suryodarmo

Tim Produksi

Studio Plesungan, Karanganyar

Direktur           : Melati Suryodarmo

Administrator : Achri Hendratno

Asisten Administrator : Luna Dian S.A

 

Tim Video

Sutradara                    : Melati Suryodarmo

Penata Kamera            : A. Semali

Penyunting Gambar    : A. Semali

 

Musik              : Hanom Satriyo, Wukir Suryadi

 

 

Terimakasih kepada

Dewi Candraningrum, Effendi, Mia Maria, Saskia Warow

 

Pilgrim- Ziarah Alam diproduksi oleh

Studio Plesungan

dengan dukungan dari :

Alas Wadon Studio, Pacitan

Yayasan Cita Prasanna and Pasar Seni Ancol, Jakarta

Tim Produksi

Studio Plesungan, Karanganyar

Direktur           : Melati Suryodarmo

Administrator : Achri Hendratno

Asisten Administrator : Luna Dian S.A

 

Tim Video

Sutradara                    : Melati Suryodarmo

Penata Kamera            : A. Semali

Penyunting Gambar    : A. Semali

 

Musik              : Hanom Satriyo, Wukir Suryadi

 

 

Terimakasih kepada

Dewi Candraningrum, Effendi, Mia Maria, Saskia Warow

 

Pilgrim- Ziarah Alam diproduksi oleh

Studio Plesungan

dengan dukungan dari :

Alas Wadon Studio, Pacitan

Yayasan Cita Prasanna and Pasar Seni Ancol, Jakarta

undisclosed territory #13

UNDISCLOSED TERRITORY

16, 19, 20 FEBRUARY 2022

 

 

 

 

PERFORMING DISTANCE

undisclosed territory #13

Performance Art Laboratory (PALA) Project dan Undisclosed Territory #13 hadir dengan rangkaian program laboratorium dan presentasi karya performans.
Merespon situasi pandemi saat ini, Studio Plesungan mengundang dan mempertemukan sepuluh seniman performans dalam kerangka narasi tentang jarak, tubuh dan kesadaran yang merujuk pada lingkungan sosial, budaya dan alam. Performing Distance (Menghadirkan Jarak) merupakan tema yang diangkat untuk menelusuri kemungkinan dalam menyalurkan gagasan performatif yang muncul dari berbagai latar belakang praktik para seniman peserta. PALA Project merupakan laboratorium seni yang kali ini dilakukan secara daring dan telah berlangsung sejak 11 Desember 2021 hingga 8 Februari 2022. Selama dua bulan ini, seniman peserta melakukan proses penciptaan karya-karya performans baru yang akan ditampilkan dalam Undisclosed Territory #13, di Surakarta pada tanggal 16 Februari 2022, dan di Yogyakarta pada tanggal 19 Februari 2022.
Dikarenakan kondisi pandemi yang mengharuskan adanya pembatasan, penonton bisa datang hanya dalam jumlah yang sangat terbatas. Walaupun demikian, karya-karya mereka juga bisa disaksikan melalui siaran langsung dari kanal Youtube Studio Plesungan.
Sebagai penutup rangkaian program ini, Bincang Seni akan diadakan pada tanggal 20 Februari 2022, dengan menghadirkan perbincangan bersama sepuluh seniman peserta tentang proses penciptaan karya-karya mereka. Acara ini terbuka secara daring dan bisa disaksikan tayang langsung di kanal Youtube.

PALA Project dan Undisclosed Territory #13 menampilkan karya-karya performans dari
Fitri Setyaningsih, Densiel Prisma Y Lebang, Abdi Karya, Arsita Iswardhani, Flourish Sekarjati, I Made Yogi Sugiartha, Monica Hapsari, Gilang Anom Manapu Manik, Syska La Veggie, Ragil Dwi Putra.

Performance Art Laboratory Project (PALA Project) adalah program rutin, yang diselenggarakan sejak tahun 2007. Program ini ditujukan untuk menyediakan ruang riset kreatif dan profesional serta sarana perkembangan bagi seniman yang menggunakan tubuh sebagai wahana utama berkaryanya. PALA Project menciptakan kerangka laboratorium yang leluasa, dan terbuka untuk mengembangkan, menantang, dan mendukung pemajuan praktik seni performans dengan memfasilitasi seniman untuk menjelajahi gagasan dan pemahaman atas pengaruh keragaman kondisi sosial, politik dan budaya terhadap penciptaan karya seni performansnya. Dalam laboratorium seni ini, terjadi proses pertukaran praktik dengan melakukan pemahaman interkultural, presepsi filosofis, serta pendekatan teknis dan metodologis.

Undisclosed Territory merupakan event internasional yang diadakan untuk memperkuat platform seni performans dan mengembangkan wacana tentangnya dalam skala yang dinamis. Program ini juga menyediakan ruang dan waktu kepada seniman untuk berinteraksi dengan publik. Melalui aktivitas ini, Undisclosed Territory bertujuan untuk membuka lapisan pemahaman baru tentang seni performans dari berbagai perspektif, latar belakang sejarah, serta pengaruh dan proses artistik yang berhubungan dengan konteks sosio-kultural. „undisclosed territory“ menjangkau keterbukaan batas-batas dan mempertemukan ruang-ruang antara seni performans, seni rupa, dan seni pertunjukan dengan fokus pada praktik dan presentasi karya-karya, baik dari seniman muda berkembang dan seniman yang sudah cukup lama berkecimpung dalam bidang seni performans.

Studio Plesungan adalah ruang non-profit yang terorganisir dan yang menyediakan kesempatan untuk riset, proses kreatif, presentasi karya khususnya performance art dan bidang lain yang berkaitan dengan senirupa, sasta, tari, teater dan musik. Studio Plesungan menyediakan ruang-ruangnya untuk program workshop, kuliah terbuka, pengkajian, diskusi umum dan artist in residence. Studio Plesungan berpihak pada prinsip pengolahan kedaulatan ilmu dan ekonomi para pelaku kesenian serta peningkatan sumber daya manusia terutama di bidang penciptaan dan produk pengetahuan.

PALA Project and Undisclosed Territory #13 –“Performing Distance” didukung oleh Kantor Luar Negeri Federal Jerman, Goethe Institut dan mitra lainnya melalui International Relief Fund 2021 untuk organisasi Pendidikan dan Kebudayaan.

Terima kasih
Salam budaya

 

undisclosed territory #13

Responding to the pandemic situation, Studio Plesungan aims to connect performance artists within the narration of distance, body, and awareness in relations to our natural environment. In the Performance Art Laboratory (PALA) Project and Undisclosed Territory #13, “Performing Distance” entitling our gaze to seek possibilities in developing performance works. The online laboratory which has happened from December 11th , 2021 until February 8th, 2022 has given a lot of opportunities for the participants for a broaden dialogues and contextual exchange. During the last two months, participating artists have developed ten new works which will be presented in Undisclosed Territory #13 on February 16th, 2022, in Surakarta and on February 19th, 2022 in Yogyakarta. Due to the restriction for visitors during the pandemic, only limited numbers of public may witness their live performances on site. Nevertheless, you may virtually witness through our live streaming platform on Youtube channel.

As the closing event, we will live stream our Artist Talk program with all of the participating  artists on February 20th, 2022 at 07:00 PM ICT which you may join in our Zoom platform as well as from Studio Plesungan’s Youtube channel.

PALA Project and Undisclosed Territory #13 – “Performing Distance” is funded by International Relief Fund for organization for Culture and Education 2021 of the German Federal Foreign Office, the Goethe-Institut and other partners

Undisclosed Territory #13 – PERFORMING DISTANCE

Performance Art Event

Jadwal On Site & Live Streaming

Performans dapat disaksikan melalui kanal YouTube Studio Plesungan atau secara langsung:

Solo

Performance Art

Rabu, 16 Februari 2022 pukul 11:00 – 22:30 WIB

Di Galeri Seni Rupa – Taman Budaya Jawa Tengah Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan, 57126 Surakarta

11:00 – 12:00   Ragil Dwi Putra

13:00 – 14:00  I Made Yogi Sugiartha

16:00 – 18:00  Densiel Lebang

19:00 – 20:00  Flourish Sekarjati

20:30 – 21:30  Syska La Veggie

22:00 – 23:00  Monika Hapsari x Gilang Anom Manupu Manik

 

Yogyakarta

Performance Art

Sabtu, 19 Februari 2022  pukul 14:00-20:00 WIB

Di Ada Sarang – Kompleks Sarang Building #1 Jl. Kalipakis, Ambarbinangun, Tirtonirmolo, Bantul, Yogyakarta

13:00 – 14:00  Abdi Karya (sesi 1)

15:00 – 18:00  Arsita Iswardhani

19:30 – 20:00  Fitri Setyaningsih

20:30 – 21:30  Abdi Karya (Sesi 2)

 

Bincang Seni

Minggu, 20 Februari 2022 pukul 19:00 – 21:00 WIB

Zoom / Kanal Youtube Studio Plesungan

Masuk Zoom dengan Registrasi di sini  dan siaran langsung di kanal YouTube Studio Plesungan

 

Performance Art Event

On Site & Live Streaming Schedule

Performans dapat disaksikan melalui kanal YouTube Studio Plesungan atau secara langsung:

 

Solo

Wednesday, February 16th, 2022 from 11:00 AM to 11 PM ICT.

At Galeri Seni Rupa – Taman Budaya Jawa Tengah Jl. Ir. Sutami 57, Kentingan, 57126 Surakarta

11:00 AM  – 12:00 PM ICT   Ragil Dwi Putra

01:00 PM – 02:00 PM ICT  I Made Yogi Sugiartha

04:00 PM – 06:00 PM ICT Densiel Lebang

07:00 PM – 08:00 PM ICT  Flourish Sekarjati

08:30 PM – 09:30 PM ICT  Syska La Veggie

10:00 PM – 11:00 PM ICT  Monika Hapsari x Gilang Anom Manupu Manik

 

Yogyakarta

Saturday, February 19th, 2022 from 02:00 PM to 09:30 PM ICT

At  Ada Sarang – Kompleks Sarang Building #1 Jl. Kalipakis, Ambarbinangun, Tirtonirmolo, Bantul, Yogyakarta

11:00 AM – 02:00 PM ICT  Abdi Karya (sesi 1)

03:00 AM – 06:00 PM ICT  Arsita Iswardhani

07:30 AM – 08:00 PM ICT  Fitri Setyaningsih

08:30 AM – 09:30 PM ICT  Abdi Karya (Sesi 2)

 

Artist Talk

Sunday, February 20th, 2022

07:00 PM – 09:00 PM ICT with all participating artists.

On Zoom by Registration here  and online streaming on YouTube Studio Plesungan

Facilitator and Curator : Melati Suryodarmo

Project Manager : Achri Hendratno
Coordinator for Logistic : Luna Diann S.A
Coordinator for Communication and LO : Razan Wirjosandjojo

Coordinator for Live Streaming and Director of Photography: Hananta W Kusuma
Live Streaminng Team :
Sigit Prasetyo , Luqman Dzaki Samhari, Bhayu Suksmamurti, Dwi Agung Purwanto, Jwala Candra Gita Kosala
Video Editor : A.Semali
Photographer: Angga

Venue Coordinator : Zanudhimas Safrudin
Technical Manager : Yunianto Dwi Nugroho
Set Manager : Ali Makssum

Sound Technician: Iwan Darmawan Karak

LO : Dani S Budiman, Sekar Tri Kusuma, Anasstasya Verina, Sulaiman, Suntoro Aji Nugroho, Fansty, Rizky, Mekratingrum Hapsari

PALA Project and Undisclosed Territory #13 – “Performing Distance” is funded by International Relief Fund for organization for Culture and Education 2021 of the German Federal Foreign Office, the Goethe-Institut and other partners

    

For the performance space in Yogyakarta, we collaborate with Ada Sarang

Studio Plesungan

 

Undisclosed Territory #13_ Performing Distance

Undisclosed Territory #13 hadir di Surakarta dan Yogyakarta

Performance Art Laboratory (PALA) Project dan Undisclosed Territory #13 hadir dengan rangkaian program laboratorium dan presentasi karya performans.
Merespon situasi pandemi saat ini, Studio Plesungan mengundang dan mempertemukan sepuluh seniman performans dalam kerangka narasi tentang jarak, tubuh dan kesadaran yang merujuk pada lingkungan sosial, budaya dan alam. Performing Distance (Menghadirkan Jarak) merupakan tema yang diangkat untuk menelusuri kemungkinan dalam menyalurkan gagasan performatif yang muncul dari berbagai latar belakang praktik para seniman peserta. PALA Project merupakan laboratorium seni yang kali ini dilakukan secara daring dan telah berlangsung sejak 11 Desember 2021 hingga 8 Februari 2022. Selama dua bulan ini, seniman peserta melakukan proses penciptaan karya-karya performans baru yang akan ditampilkan dalam Undisclosed Territory #13, di Surakarta pada tanggal 16 Februari 2022, dan di Yogyakarta pada tanggal 19 Februari 2022.
Dikarenakan kondisi pandemi yang mengharuskan adanya pembatasan, penonton bisa datang hanya dalam jumlah yang sangat terbatas. Walaupun demikian, karya-karya mereka juga bisa disaksikan melalui siaran langsung dari kanal Youtube Studio Plesungan.
Sebagai penutup rangkaian program ini, Bincang Seni akan diadakan pada tanggal 20 Februari 2022, dengan menghadirkan perbincangan bersama sepuluh seniman peserta tentang proses penciptaan karya-karya mereka. Acara ini terbuka secara daring dan bisa disaksikan tayang langsung di kanal Youtube.

PALA Project dan Undisclosed Territory #13 menampilkan karya-karya performans dari
Fitri Setyaningsih, Densiel Prisma Y Lebang, Abdi Karya, Arsita Iswardhani, Flourish Sekarjati, I Made Yogi Sugiartha, Monica Hapsari, Gilang Anom Manapu Manik, Syska La Veggie, Ragil Dwi Putra.

Performance Art Laboratory Project (PALA Project) adalah program rutin, yang diselenggarakan sejak tahun 2007. Program ini ditujukan untuk menyediakan ruang riset kreatif dan profesional serta sarana perkembangan bagi seniman yang menggunakan tubuh sebagai wahana utama berkaryanya. PALA Project menciptakan kerangka laboratorium yang leluasa, dan terbuka untuk mengembangkan, menantang, dan mendukung pemajuan praktik seni performans dengan memfasilitasi seniman untuk menjelajahi gagasan dan pemahaman atas pengaruh keragaman kondisi sosial, politik dan budaya terhadap penciptaan karya seni performansnya. Dalam laboratorium seni ini, terjadi proses pertukaran praktik dengan melakukan pemahaman interkultural, presepsi filosofis, serta pendekatan teknis dan metodologis.

Undisclosed Territory merupakan event internasional yang diadakan untuk memperkuat platform seni performans dan mengembangkan wacana tentangnya dalam skala yang dinamis. Program ini juga menyediakan ruang dan waktu kepada seniman untuk berinteraksi dengan publik. Melalui aktivitas ini, Undisclosed Territory bertujuan untuk membuka lapisan pemahaman baru tentang seni performans dari berbagai perspektif, latar belakang sejarah, serta pengaruh dan proses artistik yang berhubungan dengan konteks sosio-kultural. „undisclosed territory“ menjangkau keterbukaan batas-batas dan mempertemukan ruang-ruang antara seni performans, seni rupa, dan seni pertunjukan dengan fokus pada praktik dan presentasi karya-karya, baik dari seniman muda berkembang dan seniman yang sudah cukup lama berkecimpung dalam bidang seni performans.

Studio Plesungan adalah ruang non-profit yang terorganisir dan yang menyediakan kesempatan untuk riset, proses kreatif, presentasi karya khususnya performance art dan bidang lain yang berkaitan dengan senirupa, sasta, tari, teater dan musik. Studio Plesungan menyediakan ruang-ruangnya untuk program workshop, kuliah terbuka, pengkajian, diskusi umum dan artist in residence. Studio Plesungan berpihak pada prinsip pengolahan kedaulatan ilmu dan ekonomi para pelaku kesenian serta peningkatan sumber daya manusia terutama di bidang penciptaan dan produk pengetahuan.

PALA Project and Undisclosed Territory #13 –“Performing Distance” didukung oleh Kantor Luar Negeri Federal Jerman, Goethe Institut dan mitra lainnya melalui International Relief Fund 2021 untuk organisasi Pendidikan dan Kebudayaan.

Terima kasih
Salam budaya

Studio Plesungan

Nara hubung: Luna (+62 821-3322-9593)

undisclosed territory #3

April 3rd and 4th, 2009

scroll down for english version 

“undisclosed territory” merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Padepokan Lemah Putih Solo. “undisclosed territory” yang pertama diadakan pada tanggal 24-25 Maret 2007, telah melibatkan 13 seniman perfomance art Internasional dan 12 seniman dari Indonesia. Kegiatan yang diadakan selama dua hari penuh itu telah banyak menarik pengunjung yang jumlahnya sekitar 600 orang. Boris Nieslony, seorang seniman terkemuka berasal dari Jerman dan yang telah banyak mengkontribusikan hidupnya untuk perkembangan sejarah performance art di Eropa dan Internasional, hadir dengan lecture (ceramah terbuka). Selain bincang terbuka dengan para seniman, penayangan video dokumentasi karya-karya seni performance juga telah banyak menarik minat penonton, yang sebagian besar adalah peminat seni dari Solo, penduduk sekitar desa Plesungan dan Perumnas Mojosongo, mahasiswa ISI Surakarta dan Jogjakarta serta pengunjung dari beberapa kota lain di Jawa Tengah maupun Jawa Timur.
Pada tahun 2008, “undisclosed territory#2” yang diselenggarakan pada tanggal 10 sampai dengan 13 April 2008, telah melibatkan 28 seniman performance art, 20 dari manca dan 8 dari tanah air. “undisclosed territory#2”, telah menarik pengunjung yang memenuhi ruang-ruang pertunjukan dan ceramah serta diskusi-diskusi yang diselenggarakan.
Setelah belajar dari pengalaman tahun 2007 dan 2008 dan meningkatnya permintaan dan dukungan dari lingkungan seniman di Solo dan Jogja, Melati Suryodarmo dan Boris Nieslony sebagai kurator bersama dengan Padepokan Lemah Putih telah menyelenggaraan “undisclosed territory # 3” performance art event 2008 yang dijadwalkan pada:

Hari/Tanggal Jumat 3 April dan Sabtu 4 April 2009
Jam 10:00 WIB – 22:00 WIB
Di areal Padepokan Lemah Putih Solo, Desa Plesungan, sebelah Utara Perumnas Mojosongo Solo.


Tema kuratorial pada “undisclosed territory # 3” mengambil tema filosofis khusus yang kali ini berkaitan dengan konteks kebudayaan manusia bukan dilihat dari bentuknya sebagai komoditi untuk dipertukarkan, melainkan memahami kebudayaan dari sudut pandang etnologis, atnropologis dan yang penting, memahaminya pada esensi dan dinamika perubahan-perubahan yang tersinkretiskan dengan pemahamannya kehidupan sehari-hari manusia. Pendekatan serupa ini telah banyak ditekuni oleh seniman-seniman performance art yang memiliki latar belakang senirupa maupun seni pertunjukan tari.
Atas dasar tema tersebut, kami telah memilih dan mengundang seniman-seniman baik dari tanah air maupun dari luar negeri untuk bertemu dan menampilkan karya-karyanya yang menarik untuk publik peminat seni di Indonesia.

Susunan Kegiatan “undisclosed territory #3”

Jadwal Acara
Jumat, 3 April 2009
19:00 PM Opening
19:30 – 22:00 PM Performances
Sabtu, 4 April 2009
13:00 PM – 17:00 PM Artists Talk dan performances
19:00 PM – 22:00 PM Performances

Padepokan Lemah Putih adalah organisasi non-profit yang didirikan oleh Suprapto Suryodarmo pada tahun 1986 dan telah aktif menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kesenian dan ikut menyumbangkan inspirasi-inspirasinya dalam perkembangan kesenian khususnya di kota Solo dan sekitarnya. Padepokan Lemah Putih, melalui system pengajaran informalnya telah memiliki jaringan pendidikan seni secara inetrnasional. Terletak di sebelah utara perbatasan Mojosongo Solo dan Karanganyar dan dengan fasilitasnya yang sederhana dan tetap menjaga ekologi alam dan sosial, Padepokan Lemah Putih tetap melanjutkan kegiatan-kegiatannya dengan gaya organisasi yang khas, sederhana dan sesuai dengan situasi perekonomian di Indonesia, sebagai metode pendorong semangat berkarya dan berproduksi dalam bidang kesenian. Padepokan Lemah Putih bergerak di bidang seni pertunjukan tari, teater, musik dan seni rupa, termasuk performance art dan seni media baru, baik bersifat tradisional maupun kontemporer. 

Kegiatan ini terselenggara berkat swadaya dan kerjasama antara Padepokan lemah Putih dan seniman-seniman pesertanya, serta dukungan beberapa institusi dari dalam maupun luar negeri.

Melalui penyelenggaraan acara „undsiclosed territory#3“ ini, Padepokan Lemah Putih berharap bisa melanjutkan misi kerjanya yang diantaranya memperluas dan memperdalam perspektif publik maupun pelaku-pelaku seni dalam pemahamannya terhadap seni performance art dalam konteks kesenian, budaya, sosial dan kemanusiaan.

Salam Budaya!

____________________________________________________________

“Undisclosed Territory” is an annual performance art event which was held for the first time in March 2007 at the Padepokan Lemah Putih Solo, Indonesia.
This event is promoted to introduce and present performance art works by Indonesian and International performance artists.
The first “Undisclosed Territory” 2007 included works of 13 international and 12 Indonesian performance artists. All the international artists were participant artists at the “15th Performance Art Conference” which was held in Bali and was organized by ASA European and Padepokan Lemah Putih Solo. During the “Undisclosed Territory” 2007, a lecture held by Boris Nieslony (Germany), artists talk and video screening of performance documentation and short and long duration performances were included in the program. The three days full time program from 24th – 26th of March 2007, has attracted hundreds of local public and visitors from other cities. A group of students from ISI Jogjakarta dance department has intensively joined and stayed for the whole 3 days.
“Undisclosed Territory # 2” was the second Bali – Java connected project, which was based on the curatorial concept by Boris Nieslony. 16 artists from worldwide and 11 artists from Indonesia were participating at our four days full time scheduled program. We also had four interesting lectures held by Jürgen Fritz (Black Market International), Tran Luong (Doing Something else – Performane Art in Vietnam), Christine Biehler (Sculpture and/as an Action) and SS. Atieq Listyowati (Performance art in Indonesia).
From 10th to 13th of April 2008, Undisclosed Territory#2 has attracted immense number of public who are not only from the local art scene, but visitors came from other towns and especially our neighbourhood from the village around the area of Padepokan Lemah Putih.
The “Undisclosed Territory#3” invite around 14 artists (Indonesian and International) to realize presentations, video screening of participating artists previous works, lectures, several sessions of artists talk and performances. “Undisclosed Territory#3” is curated by Melati Suryodarmo (Indonesia) and Boris Nieslony (Germany)
Schedule: April, 3 – 4, 2009
Place: Padepokan Lemah Putih Solo

For „Undisclosed Territory#3“, Padepokan Lemah Putih intends to provide time and space for work presentations, developing new understanding and opening dialogue between the artists and with the public within the context of performance art.

Padepokan Lemah Putih is a non-profit institution, founded in 1986 by Suprapto Suryodarmo, who offers training programs and workshops in the Amerta Movement, a movement-based expressive arts approach that integrates the Javanese philosophy and western dynamics. The school of Amerta Movement has become an established education part of the institution contributed supports for the continuation of the Padepokan Lemah Putih‘s other activities. Since the last 15 years, Padepokan Lemah Putih has been providing its facilitations and organizational contribution for local and international festivals of theatre, dance, performance art and visual arts, in traditional as well as contemporary context, such as Sharing Time, ‘Festival Seni Pasar Kumandang’ in collaboration with 15 traditional Solo markets, Srawung Seni Jejer Desa, Sharing Art & Shadow, Sacred Rhythm Festival, Sacred Rhythm, and many others. Since 2003, Padepokan Lemah Putih has been programming its regular activities, such as Lir-ilir, and Macaning performance events. The institute continues to be a centre for research, collaborations, workshops, training classes and performances.

___________________________________________________________________________

Acara ini terselenggara berkat kerjasama dan dukungan seniman – seniman peserta dan lembaga-lembaga pendukungnya. This program is realized through cooperative supports and fundings from the participating artists and the supporting institutions:

Supported by Padepokan Lemah Putih and all supports from:

 Taman Budaya Jawa Tengah

 Institut Seni Indonesia Surakarta jurusan Seni Rupa

 Arts Council of Finland

 Finnish Fund for Art Exchange

 Swiss Arts Council Pro Helvetia

 Konstnärsnämnden Sweden

 National Art Council SIngapore

 Hindi Rakini

 asa.de

and special thanks to our private donators and suporters:

Charlotte Breinersdorf and Djarot BD, Lynda Brainsburry, Almut Gerber, Reinhard Lutz, the volunteers and all the participating artists.

_____________________________________________________

Friday, April 3rd 2009

19:00 – 19:30
no title
Monika Günther & Ruedi Schill
19:00 – 22:00
Heaven Company
Ferial Affif
19:30 – 20:00
Across the Line
Vichukorn Tangpaiboon
20:00 – 20:30
Calcutta Underground I
Rakini Devi
20:30 – 21:00
Ilusi Beban
I Kadek Dedy Sumantrayasa
21:00 – 21.30
Calcutta Underground II
Rakini Devi
21:30 – 22:00
no title
Melati Suryodarmo
22:00 – 23:00
Open session

Saturday, April 4th 2009

13:00 – 15:00
no title
Monika Günther & Ruedi Schill
15:00 – 15:30
(At) tension
Jason Lim
15:30 – 16:00
Fruitful
Su-en
16:00 – 16:30
Nail
Willem Willhelmus
19:00 – 21:00
tiada akhir (no end)
Suprapto Suryodarmo with Dedy Satya A, Wisnu HP, Intan Agustin
19:00 – 21:00
Heaven Company
Ferial Affif
19:30 – 20:00
Center of Emptiness
Juliana Yasin
20:00 – 20:30
Calcutta Underground I
Rakini Devi
20:30 – 21:00
Follow Me
Mella Jaarsma
21:00 – 21:15
Calcutta Underground II
Rakini Devi
21:15 – 21:45
no title
Melati Suryodarmo & Boris Nieslony
21:45 – 23:00
Open Session

Form of activity: Performance Art Event
Range of time : 3rd and 4th of April 2009
Location : Padepokan Lemah Putih, Solo

Host Institution: Padepokan Lemah Putih Solo
Bonorejo Rt 01/Rw 02, Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah Indonesia www.lemahputih.com Email: info@lemahputih.com

Organizers:
– Curator: Boris Nieslony (ASA European/- EPI Zentrum, Cologne) Germany and Melati Suryodarmo
– Project Manager: Melati Suryodarmo (Padepokan Lemah Putih) Solo, Indonesia

Office Staffs:
– Operational Manager: Retno Sayekti Lawu
– Treasurer : Yuliati
– Public Relations: Aan
– Documentation: Video:Arif (video) Andri (photo)
– Security: Nada
– Technical team: Yonek, Andis, Ali

Supported by Padepokan Lemah Putih and all supports from:

Taman Budaya Jawa Tengah, Institut Seni Indonesia Surakarta jurusan Seni Rupa, Arts Council of Finland, Finnish Fund for Art Exchange, Swiss Arts Council Pro Helvetia, Konstnärsnämnden Sweden, Charlotte Breinersdorf and Djarot BD, Lynda Brainsburry, Hindi Rakini, Almut Gerber, Reinhard Lutz, all the participating artists.

Supported by Padepokan Lemah Putih and all supports from:

 Taman Budaya Jawa Tengah

 Institut Seni Indonesia Surakarta jurusan Seni Rupa

 Arts Council of Finland

 Finnish Fund for Art Exchange

 Swiss Arts Council Pro Helvetia

 Konstnärsnämnden Sweden

 National Art Council SIngapore

 Hindi Rakini

 asa.de